INFO HAJI 2024: Menag Cek Kesiapan Armuzna, Sebelum Pelaksanaan Puncak Haji 1454H/2024M

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan di Tenda Arofah
Sumber :
  • kemenag.go.id

Makkah, WISATA – Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengecek persiapan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Pengecekan dilakukan tiga hari sebelum kedatangan jemaah di Arafah, untuk memastikan layanan yang disiapkan apakah sudah sesuai dengan kontrak antara pemerintah dengan Masyariq sebagai penyedia.

Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan 1 Zulhijah 1445 H bertepatan dengan 7 Juni 2024, karenanya wukuf di Arafah akan berlangsung pada tanggal 15 Juni 2024.

Jemaah haji Indonesia secara bertahap akan diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Arafah pada tanggal 14 Juni 2024.

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan Fasilitas Air Bersih

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan Fasilitas Air Bersih

Photo :
  • kemenag.go.id
“Saya sudah melakukan pengecekan. Banyak perubahan yang sudah dilakukan oleh pihak Masyariq. Kini kita tinggal tawakal, menyerahkan pada kebesaran Allah, semoga layanan di Armuzna berjalan dengan baik dan lancar,” harap Gus Men, panggilan akrabnya, di Arafah, Selasa (11/6/2024).

Hampir dua jam di Arafah, Menag Yaqut melakukan pengecekan secara mendetail beragam fasilitas yang ada.

Pengecekan dilakukan untuk memastikan toilet berfungsi dengan baik, termasuk air, pendingin udara berjalan normal, dapur berikut ketersediaan kayu bakarnya, storage dan bahan baku makanannya, serta tenda dengan conblock beserta karpet dan kasurnya.

“Semua kita cek. Ada tambahan MCK yang diberikan masyarik sesuai pemintaan kita. Toile-toilet baru dibangun. Insyaallah lebih bagus dari sebelumnya, lebih luas, space lebih besar,” ujar Gus Men.

“Ini bagian dari ikhtiar kita semua memberikan kepuasan kepada jemaah dan membantu kekhusyukan jemaah dalam beribadah haji,” sambungnya.

Menag menilai, layanan yang disiapkan Masyariq sudah sesuai kontrak.

Tenda di Arafah juga relatif lebih bagus. Bahkan, ada sejumlah tenda baru dengan bentuk dan bahan baru, meski belum untuk semua jemaah.

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan di Tenda Arofah

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan di Tenda Arofah

Photo :
  • kemenag.go.id
Masyariq menyiapkan tenda model baru ini dengan kapasitas maksimal 30.000 jemaah.

“Tenda lebih bagus, atap lebih menyerap panas, dan dinding sudah pakai hard PVC yang lebih menyerap panas. Semua tenda juga sudah dilengkapi charger magnetic, tinggal ditempel dan bisa charge. Saya kira ada perubahan signifikan,” tegasnya.

Dari Arafah, Menag menuju ke Muzdalifah untuk melihat langsung jalur taraddudi dan murur yang akan dilalui jemaah, serta banyaknya gedung toilet baru yang telah dibangun.

Tahun ini, pergerakan jemaah dari Arafah akan dibagi dalam dua skema, reguler dan murur.

Pergerakan reguler, jemaah akan diberangkatkan dari Arafah secara taraddudi (shuttle) dan turun di Muzdalifah.

Sementara untuk skema murur, jemaah akan diberangkatkan dari Arafah setelah Maghrib, melewati Muzdalifah, lalu langsung menuju Mina.

Skema murur diperuntukkan bagi jemaah risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, penguna kursi roda, dan para pendampingnya.

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan Jelang Puncak Haji

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan Jelang Puncak Haji

Photo :
  • kemenag.go.id
Skema murur diterapkan karena alasan masyaqqah dan menjaga keselamatan jemaah, seiring keterbatasan areal Muzdalifah karena Mina Jadid sudah tidak digunakan dan ada pembangunan toilet dalam jumlah yang cukup banyak.

Area Muzdalifah yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia seluas 82.350 m2.

Pada tahun 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jemaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab.

Sementara ada sekitar 27.000 jemaah haji Indonesia (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid, sehingga setiap jemaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat (space) sekitar 0,45 m2 di Muzdalifah.

Tahun ini, Mina Jadid tidak lagi ditempati jemaah haji Indonesia, sehingga 213.320 jemaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah.

Padahal, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat (space) di Muzdalifah seluas 20.000 m2

“Kita melihat situasi di Muzdalifah on the spot. Ada banyak toilet baru, ada 26 dan itu memakan space (area) kurang lebih 2 hektar. Ini tentu di saat yang sama akan mengurangi space jemaah. Kalau di rata-rata, kalau jemaah semua masuk ke sini, satu jemaah hanya mendapat space 0,29 m atau 29 cm. Tentu ini sebuah space yang tidak memungkin untuk jemaah bisa nyaman berada di sini,” sebut Menag.

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan Jelang Puncak Haji

Menteri Yaqut Mengecek Kesiapan Jelang Puncak Haji

Photo :
  • kemenag.go.id
“Maka pilihan yang pemerintah ambil, untuk mencegah hal ini adalah dengan mempersiapkan konsep Murur. Secara kaidah fikih kita sudah konsultasikan dengan banyak ulama dan ormas Islam yang sepenuhnya memberikan dukungan atas pilihan murur ini demi keselamaan dan kenyamanan jemaah. Mudah-mudahan apa yang sudah pemerintah rencanakan dan persiapakn sebaik-baiknya untuk kepuasan dan kenyamanan jemaah haji dalam beribadah, mudahan sesuai dengan apa yang akan kita laksanakan,” harapnya.

Dari Muzdalifah, Menag bertolak ke Mina untuk mengecek kesiapan tenda dan layanannya.

Jemaah haji akan berada di Mina dalam durasi cukup lama, dari 10 – 12 Zulhijah untuk Nafar Awal, atau sampai 13 Zulhijjah bagi yang Nafar Tsani.

Karenanya, kesiapan fasilitas sangat penting untuk kenyamanan jemaah.

Seperti di Arafah, Gus Men mengecek kesiapan sejumlah fasilitas untuk layanan jemaah, mulai dari tenda dengan kasur dan pendingin udaranya, serta toilet dan dapur.

Penyelenggaran ibadah haji 1445 H berlangsung saat musim panas.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas

Photo :
  • kemenag.go.id
Suhu pada siang hari diperkirakan rata-rata pada kisaran 46 hingga 48 derajat celcius.

Kepada jemaah haji, Menag berpesan untuk memanfaatkan masa tiga hari jelang wukuf untuk beristirahat dan menjaga kesehatan.

“Jaga kesehatan dan stamina, hemat energi. Masa dua tiga hari ke depan gunakan untuk perkuat stamina, banyak istirahat. Energi di sini (Armuzna) akan terserap lebih banyak,” pesan Gus Men.

Menag juga meminta jemaah menggunakan masker.

Selain panas, udara di Armuzna juga cukup berdebu.

Jemaah juga diimbau membawa semprotan air untuk menjaga tubuh dari cuaca yang panas terik.

“Bawa semprotan air untuk menghindarkan diri dari heatstroke,” pesannya

(Sumber: kemenag.go.id)