Menelusuri jejak Kekayaan Oei Hui Lan, Putri Konglomerat yang Kesepian di Akhir Hidupnya

Menelusuri Jejak Kekayaan Oei Hui Lan, Putri Konglomerat
Sumber :
  • IG.

Wisata

Bukan Hanya Indonesia, Inilah Deretan Negara yang Seringkali Mendapat Serangan Hacker

Kalau sedang bepergian ke Semarang, Jawa Tengah tak ada salahnya bewisata untuk mengunjungi beberapa tempat yang menyisakan jejak kekayaan dari seorang Oei Hui Lan. 

Amerika Boncos, China Pamer Kekuatan: Cadangan 10.000 Rudal Balistik, Menjadi Ancaman Baru

Oei Hui Lan adalah salah seorang putri dari orang terkaya di Indonesia pada masanya. 

Oei Hui Lan memiliki paras cantik, berkulit putih khas keturunan China.

Review The Power of Habit: Menyingkap Rahasia Kebiasaan dan Kekuatannya Mengubah Hidup

Sewaktu kecil, ia juga dikenal dengan nama lain yaitu Angele.

Keluarga konglomerat ini mempunyai usaha bisnis yang menggurita, yang ditekuni bapaknya Oei Tiong Ham.

Karena itulah, mereka menjadi orang terkaya di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. 

Sebut saja bisnis gula, kapuk, kopi, tapioca, kelapa sawit,  layanan pos, penerbangan hingga opium.

Hampir seluruh pabrik gula yang ada di Pulau Jawa adalah milik Oei Tiong Ham.

Selain di Pulau Jawa, pabrik gula Oei Tiong Ham juga ada di Sulawesi dan Sumatera.

Sejak kecil, hidup Oei Hui Lan memang sudah sangat glamour, karena berlimpah perhiasan emas dan berlian 80 karat.

Dari berbagai sumber diketahui, Oei pernah dihadiahi kebun binatang lengkap dengan binatang yang diimpor. 

Binatang yang diimpor adalah gajah, kangguru dan jerapah.  Kebun binatang dan binatang itu merupakan kado ulang tahun untuk menemani Oei Hui Lan. 

Hal tersebut dilakukan sang ayah karena marah sewaktu Oei Hui Lan ulang tahun, tidak ada seorangpun teman yang datang di pesta yang telah disiapkan.

Oei Hui Lan hanya memiliki dua bersaudara kandung.  Dia mempunyai kakak perempuan bernama Oei Tjong Lan.  Namun sang kakak tidak menyukai  Oei Hui Lan karena ada rasa cemburu, karena merasa bapaknya tidak adil dalam memberikan kasih sayang.

Sang kakak juga marah karena ibunya selalu menangis lantaran bermasalah dengan sang suami. 

Penyebabnya, karena ibu Oei tidak bisa memberikan seorang putera sebagai penerus kekayaan keluarga.

Bagi orang China, anak laki-laki lah yang selalu diharapkan sebagai penerus keluarga dan harta kekayaan.

Saking kayanya, keluarga Oei tinggal di rumah yang laksana istana dengan luas 80 hektar. 

Luas wilayah rumah dari Simpang Lima, jalan Pandanaran dan Randusari. Mereka memiliki pembantu hingga 200 orang dan 10 orang koki.

Karena ibu Oei tidak memberikan anak laki-laki, sang ayah akhirnya memiliki selir yang diketahui sebanyak 7 orang dan memiliki 49 anak.

Dalam perkembangannya, ayah Oei akhirnya pindah dan pergi dari Indonesia akibat bujuk rayu salah satu selirnya yaitu Lucy Ho. Dari Lucy ini, sang ayah memiliki 7 orang anak.

Karena banyaknya selir dan ketidakbahagiaan yang dirasakan oleh ibu Oei, akhirnya pindah ke London, Inggris dengan membawa serta Oei dan kakaknya.

Setelah pindah ke Eropa, mereka pun dengan mudah bergaul dengan bangsawan Eropa.  Hal ini karena kekayaan sang ayah yang memudahkan Oei beserta ibu dan kakaknya, masuk ke dalam pergaulan kelompok papan atas/jetset.

Oei kemudian menikah untuk kedua kalinya dengan Wellington Koo, seorang politikus dan diplomat. Pernikahan mereka karena dijodohkan oleh ibu Oei .

Walaupun awalnya Oei tidak menyetujui pernikahan tersebut karena Wellington adalah seorang duda, tetapi pernikahan tersebut - menurut ibu Oei - dapat membuat Oei menjadi orang terhormat.

Perjodohan hingga pernikahan yang tanpa diketahui oleh ayah Oei, membuat sang ayah murka dan tidak mau menghadiri pernikahan tersebut.

Namun, walaupun tidah menyetujui dan tidak menghadiri pernikahan putrinya, ayah Oei menggelar pernikahan secara mewah. Dan sejak menikah itulah, Oei dikenal dengan sebutan Madam Wellington.

Saking sayangnya Oei dengan putrinya, waktu mereka bertemu di Singapura, Oei Hui Lan diberi hadiah berupa rumah dengan 20 kamar.

Setelah bertemu dengan Oei di Singapura, sang ayah mendadak meninggal dunia karena serangan jantung. 

Saat itulah, Oei merasa sangat hancur karena sudah tidak ada lagi orang yang menjadi pelindung baginya, baik materi dan kekuasaan.

Akhirnya Oei dan suami memutuskan pindah ke Shanghai, China.

Saat Jepang menginvasi China, mereka sekeluarga akhirnya pindah ke Amerika.

Setelah kematian Oei Tiang Ham, terjadi perebutan kekayaan antaranak-anaknya.

Setelah Oei bersama suami dan anak-anaknya pindah ke Amerika, ia menjadi orang yang dipercaya untuk menemani tamu-tamu dari China.

Sayangnya, kehidupan di Amerika tidak membuat Oei bahagia, setelah mengetahui bahwa suaminya telah berselingkuh dan menikah dengan perempuan lain. Apalagi anaknya yang pertama meninggal dunia, dan ketika Oei berumur 60 tahun, anak keduanya juga meninggal dunia.

Oei Hui Lan yang hidup sendiri, akhirnya meninggal dunia di usia 103 tahun. Ia hidup dalam kesepian di kota New York, Amerika Serikat.

Kisah hidupnya secara lengkap dapat dibaca di novel Agnes Donavar dengan judul "Kisah Tragis Oei Hui Lan Putri Orang Terkaya di Indonesia".

Selain itu adapula buku berjudul "No Feast Last Forever Madam Wellington Koo".

Jejak kekayaan dan kejayaan keluarga Oei Hui Lan, salah satunya dapat dilihat dari pabrik gula di Semarang milik BUMN Rajawali Nusindo