Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Destinasi Ekowisata Memesona Sulawesi Selatan
- ig btn_bantimurungbulusaraung
Wisata – Keanekaragaman hayati dan keindahan landscape Indonesia, sebagian besar terlindungi dalam wilayah Taman Nasional.
Salah satu Taman Nasional di Sulawesi Selatan adalah Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Pegunungan karst Maros-Pangkep dan keanekaragaman hayati di dalamnya, menjadi alasan Taman Nasional ini menjadi salah satu destinasi ekowisata terbaik di Sulawesi Selatan.
Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung terletak di Kabupaten Maros yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar.
Dengan luas areal 43.750 hektare, destinasi ekowisata terbaik di Sulawesi Selatan ini, mencakup tiga kabupaten yaitu Maros-Pangkep dan sebagian kecil Bone.
Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan karst Maros-Pangkep yang gagah dan elok.
Jika ingin menjelajahi seluruh area Taman Nasional, Anda dapat berkoordinasi dulu dengan pengelola kawasan yaitu Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.
Kantornya mudah ditemukan yaitu di pinggir jalan poros Maros-Bone.
Jika tidak ingin ribet, Anda cukup mengunjungi berbagai destinasi wisata yang masuk dalam area Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.
Oh ya, nama Taman Nasional ini diambil dari dua destinasi di dalamnya yaitu Taman Wisata Alam Bantimurung dan Ekowisata Pegunungan Bulusaraung.
Berbicara mengenai pegunungan karst Maros-Pangkep, pemandangan gunung batu merupakan view yang unik dan telah lama menjadi destinasi ekowisata terbaik.
Karst Maros-Pangkep memiliki berbagai manfaat bagi penduduk di sekitarnya, pemerintah, maupun pihak industri.
Keanekaragaman hayati di pegunungan karst Maros-Pangkep merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tak pernah habis.
Begitu juga dengan bebatuan karst dan rongga-rongga gua gunung batu, menjadi objek wisata minat khusus dan juga objek penelitian speleologi (ilmu tentang gua).
Sumber air bawah tanah yang dikandung gunung-gunung karst menjadi sumber air bagi masyarakat.
Demikian juga dengan keindahan alam dan keberadaan satwa endemik yang menjadi objek wisata, telah meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Maros dan Pangkep.
Keberadaan objek wisata juga memicu perekonomian sekitar untuk bangkit dan bertumbuh.
Di sisi lain, bagian gunung karst yang tidak dilindungi, masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan oleh berbagai industri semen dan marmer.
Sedangkan bagian yang masuk wilayah Taman Nasional, tidak dapat dieksploitasi karena akan mengancam kehilangan sumber genetik dan keanekaragaman hayati.
Selain memiliki objek wisata yang indah berupa pegunungan karst, gua-gua, landscape unik, dan pemandangan pegunungan yang menarik, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung juga terkenal dengan beberapa satwa endemik yang dilindungi.
Sebagian di antaranya adalah Macaca maura (kera hitam Sulawesi), Tarsius fuscus (tarsius), dan Troides hypolitus (salah satu jenis kupu-kupu)