Apa yang Disembunyikan di Bawah Makam Kaisar Qin Shi Huang?

Terracotta Army, Xi’an China
Sumber :
  • China-Mike Travel

Jakarta, WISATA - Lebih dari dua ribu tahun yang lalu, Kaisar Qin Shi Huang—penguasa pertama yang menyatukan Tiongkok—menghadapi kematian dengan cara yang sangat berbeda dari para pemimpin lainnya. Ia tidak hanya membangun makam yang megah, tapi juga menciptakan pasukan tanah liat dalam jumlah ribuan untuk mengawal peristirahatannya di alam baka.

Wisata Budaya di China: Bertemu Pasukan Tanah Liat Legendaris di Xi’an

Makamnya yang terletak di Lintong, Xi’an, Provinsi Shaanxi, bukan hanya sekadar tempat pemakaman biasa. Ia adalah kompleks bawah tanah yang sangat luas dan penuh misteri, dijaga oleh ribuan patung prajurit tanah liat yang kini dikenal sebagai Tentara Terakota. Namun hingga hari ini, bagian terpenting dari situs itu masih belum dibuka: makam utama Kaisar Qin Shi Huang.

Apa yang sebenarnya tersembunyi di dalamnya? Mengapa para arkeolog belum berani menggali makam sang kaisar? Dan apakah legenda tentang sungai raksa dan jebakan beracun benar adanya?

Wisata Sejarah ke Xi’an: Menyusuri Jejak Tentara Terakota Kaisar Tiongkok

Mari kita telusuri lebih dalam misteri terbesar dari peradaban Tiongkok kuno ini.

 

Makam yang Tak Pernah Disentuh

Tembok China: Simbol Nasionalisme atau Lambang Penindasan?

Kompleks pemakaman Kaisar Qin Shi Huang diperkirakan memiliki luas sekitar 50 kilometer persegi, menjadikannya salah satu situs pemakaman terbesar di dunia. Namun yang menarik, makam utama tempat jenazah sang kaisar berada belum pernah digali hingga saat ini.

Alasannya bukan karena tidak tahu lokasinya—para arkeolog sudah mengetahui dengan pasti di mana letak makam itu. Tetapi mereka menghadapi dua tantangan besar: risiko kerusakan tak terpulihkan jika penggalian dilakukan secara sembrono, dan kemungkinan bahaya dari jebakan serta zat beracun di dalamnya.

 

Kesaksian dari Sejarah Kuno

Salah satu sumber paling penting tentang isi makam Kaisar Qin Shi Huang berasal dari kitab sejarah kuno Shiji (Catatan Sejarah Besar) karya Sima Qian, seorang sejarawan Dinasti Han yang hidup sekitar satu abad setelah kematian Qin Shi Huang.

Dalam tulisannya, Sima Qian menggambarkan makam itu sebagai miniatur dunia:

“Istana dan menara, kantor pemerintah, dan rumah penduduk direplikasi dalam tanah. Sungai-sungai besar dibentuk menggunakan raksa, mengalir di sepanjang model pegunungan dan dataran, dan langit-langit dihiasi bintang-bintang.”

Ia juga menulis tentang adanya jebakan mekanik yang dirancang untuk membunuh siapa pun yang mencoba memasuki makam tanpa izin. Beberapa alat perang dan busur otomatis dikabarkan dipasang di lorong-lorong, siap menyemburkan panah jika terganggu.

 

Penelitian Modern: Bukti Sungai Raksa

Cerita dalam Shiji awalnya terdengar seperti dongeng. Tapi penelitian modern mulai mengungkap bahwa mungkin ada kebenaran di balik legenda tersebut.

Studi geokimia menggunakan teknologi penginderaan dan pemindaian tanah telah menemukan kandungan merkuri (raksa) dalam kadar sangat tinggi di area sekitar makam utama. Kandungan merkuri ini jauh di atas batas normal dan tidak dapat dijelaskan oleh penyebab alami.

Temuan ini memperkuat teori bahwa di dalam makam memang terdapat sungai raksa buatan, seperti yang disebutkan oleh Sima Qian. Merkuri digunakan untuk menciptakan sungai, danau, serta lautan miniatur yang mengelilingi replika istana sang kaisar.

 

Alasan Belum Dibongkar Hingga Kini

Pertanyaan besar muncul: mengapa makam utama tidak digali padahal kita tahu letaknya?

Alasannya ada tiga:

1.     Risiko Kehancuran Seni dan Artefak: Saat patung-patung Tentara Terakota pertama kali ditemukan, mereka masih memiliki warna cat cerah. Namun, begitu terpapar udara, sebagian besar warnanya langsung mengelupas. Hal ini menjadi pelajaran berharga: teknologi konservasi belum cukup maju untuk melindungi artefak rapuh dari paparan oksigen dan kelembaban.

2.     Jebakan dan Potensi Bahaya Kimia: Jika benar ada jebakan dan raksa dalam jumlah besar, maka penggalian bisa membahayakan nyawa para arkeolog serta merusak lingkungan.

3.     Pertimbangan Etika dan Budaya: Banyak masyarakat Tiongkok, termasuk para akademisi dan sejarawan, percaya bahwa makam harus dihormati sebagai tempat peristirahatan terakhir. Menggalinya tanpa persiapan yang matang dianggap tindakan yang tidak etis.

 

Isi Makam: Legenda atau Fakta?

Meskipun belum dibuka, para ahli berspekulasi tentang isi makam berdasarkan catatan sejarah dan teknologi pemindaian bawah tanah:

  • Sarkofagus emas atau perunggu yang menyimpan jenazah Kaisar Qin Shi Huang.
  • Harta karun kekaisaran seperti permata, perhiasan, dan benda-benda upacara.
  • Ruang-ruang rahasia yang menyerupai kota kekaisaran dalam skala mini.
  • Sistem pengawetan jenazah yang menggunakan bahan kimia untuk menghambat pembusukan.
  • Ratusan patung lain yang belum ditemukan—termasuk pejabat tinggi, pelayan, dan hewan simbolis seperti naga atau burung fenghuang.

Namun semua itu masih sebatas dugaan—karena hingga hari ini, tidak ada satu orang pun yang pernah masuk ke dalam ruang utama makam tersebut.

 

Apakah Makam Akan Dibuka di Masa Depan?

Jawabannya: mungkin, tetapi belum sekarang. Para arkeolog Tiongkok terus mengembangkan teknologi konservasi yang lebih canggih, sambil menunggu momen yang tepat dan aman untuk membuka makam tanpa merusak isinya.

Pemerintah Tiongkok dan institusi akademik seperti Institusi Arkeologi Akademi Ilmu Sosial Tiongkok (CASS) memilih untuk mengutamakan pelestarian jangka panjang, ketimbang mengejar sensasi sesaat.

Jika suatu hari teknologi memungkinkan penggalian tanpa risiko, maka dunia mungkin akan menyaksikan pembukaan makam kaisar terbesar Tiongkok dalam peristiwa sejarah yang luar biasa.

Kesimpulan: Misteri yang Menanti untuk Diungkap

Makam Kaisar Qin Shi Huang bukan sekadar gundukan tanah besar—ia adalah simbol kejayaan, ketakutan, dan keabadian. Ia menyimpan misteri yang belum terpecahkan selama lebih dari dua ribu tahun, menjadi teka-teki besar dalam sejarah peradaban manusia.

Tentara Terakota mungkin adalah penjaga yang terlihat, namun makam utama tetap menjadi gerbang tersembunyi ke masa lalu, menanti untuk dibuka suatu hari nanti. Dan ketika hari itu tiba, dunia mungkin akan menyaksikan salah satu pengungkapan arkeologi paling spektakuler sepanjang masa.