Rahasia di Balik Lonjakan Wisatawan Nusantara yang Bikin Pariwisata Makin Semarak

Gunung Batur di Kintamani, Bali
Sumber :
  • Traveloka

Berbagai festival dan acara budaya yang digelar di berbagai daerah menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan nusantara. Misalnya, perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur dan destinasi spiritual lainnya menarik banyak pengunjung karena perpaduan antara keindahan alam, nilai sejarah, dan tradisi yang khidmat]. Event-event seperti ini tidak hanya menghibur tapi juga memperkaya pengalaman wisatawan.

Festival Seru Juni 2025: Dari Bakar Tongkang hingga Semasa Piknik, Mana Favoritmu?

Wisatawan Nusantara yang Semakin Beragam

Tren terbaru menunjukkan bahwa wisatawan nusantara tidak lagi terpaku pada destinasi mainstream. Mereka mulai mengeksplorasi destinasi baru yang menawarkan pengalaman berbeda, seperti wisata alam yang asri, wisata budaya yang autentik, dan wisata petualangan. Pola perjalanan juga berubah, dengan kecenderungan memilih perjalanan personal atau kelompok kecil yang lebih intim dan fleksibel.

Wow! Kunjungan Wisman ke Indonesia Naik Drastis, Bali Masih Jadi Primadona!

Selain itu, perilaku wisatawan juga dipengaruhi oleh tren sosial seperti FOMO (Fear of Missing Out) yang mendorong mereka untuk mencoba destinasi atau event yang sedang viral di media sosial. Namun, ada juga tren JOMO (Joy of Missing Out) yang mengajak wisatawan menikmati liburan dengan cara yang lebih santai dan bermakna tanpa harus ikut-ikutan keramaian.

Dampak Positif Lonjakan Wisatawan Nusantara

Destinasi Jawa Timur Banjir Pengunjung, Ini Rahasia Kesuksesannya!

Lonjakan wisatawan nusantara membawa dampak positif yang luas. Selain meningkatkan pendapatan sektor pariwisata, hal ini juga memperkuat ekonomi lokal dan membuka lapangan kerja. Pelaku usaha kecil dan menengah, seperti UMKM kerajinan tangan, kuliner khas daerah, dan jasa wisata, mendapat kesempatan lebih besar untuk berkembang.

Pemerintah pun terus mendorong pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif agar manfaatnya dapat dirasakan merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, pariwisata tidak hanya menjadi sumber devisa negara, tetapi juga alat pemberdayaan masyarakat dan pelestarian budaya.

Halaman Selanjutnya
img_title