Heboh! Ribuan Permen Karet Menempel di Candi Borobudur, Apa Solusinya?

Petugas Balai Konservasi Borobudur Menunjukan Sampah Permen Karet
Sumber :
  • Antraranews.com

Magelang, WISATA - Candi Borobudur, warisan budaya dunia yang menjadi ikon pariwisata Indonesia, tengah menghadapi masalah serius. Ribuan noda permen karet ditemukan menempel di bebatuan candi, terutama di area stupa teras dan lantai atas seperti lantai 7 hingga 10. Fenomena ini bukan hanya merusak estetika, tetapi juga mengancam kelestarian struktur batuan bersejarah tersebut.

Candi Borobudur Butuh Kita! Yuk, Jaga Warisan Budaya Bersama

Fakta Ribuan Noda Permen Karet di Candi Borobudur

Koordinator Pokja Pengamanan Balai Konservasi Borobudur (BKB), Hary Setyawan, mengungkapkan bahwa sampai saat ini terdapat sekitar 3.000 noda permen karet yang menempel di berbagai titik Candi Borobudur. Noda-noda tersebut berbentuk bulatan putih yang terlihat jelas pada lantai dan stupa.

Batasi Pengunjung, Ini Alasan Pentingnya Melindungi Candi Borobudur

“Perbuatan merusak ini dilakukan oleh pengunjung yang sulit dikontrol. Tidak mungkin setiap orang diperiksa mulutnya saat masuk untuk memastikan tidak membawa permen karet,” ujar Hary di Magelang, Jawa Tengah.

Petugas yang berjaga memang berupaya mengendalikan, tetapi banyak noda permen karet yang sulit terdeteksi dan dibersihkan secara menyeluruh.

Gerakan Wisata Bersih: Cara Baru Jaga Keindahan Candi Borobudur

Mengapa Permen Karet Sulit Dihilangkan?

Noda permen karet tidak bisa langsung dihilangkan dengan cara disikat atau disiram air biasa. Permen karet yang menempel sudah lama dan melekat kuat pada batuan candi, sehingga membutuhkan bahan pelarut kimia khusus untuk membersihkannya tanpa merusak batu.

Hary menjelaskan, “Jika terlalu lama disikat, batuan bisa aus dan rusak. Oleh karena itu, proses pembersihan harus sangat hati-hati agar tidak merusak struktur candi.”

Dampak Negatif dari Vandalisme Permen Karet

Selain merusak keindahan visual, noda permen karet juga dapat mempercepat kerusakan fisik batuan. Permen karet yang lengket bisa menahan kotoran dan air, sehingga mempercepat proses pelapukan batu.

Kerusakan ini tentu mengancam kelestarian Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

Upaya Pemerintah dan Balai Konservasi Borobudur

Balai Konservasi Borobudur secara rutin melakukan pembersihan noda permen karet secara bertahap. Namun, karena jumlahnya sangat banyak dan tersebar di berbagai titik, proses ini memerlukan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit.

Selain itu, pemerintah juga meluncurkan program Gerakan Wisata Bersih (GWB) yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pelajar dan masyarakat, untuk menjaga kebersihan dan kelestarian candi.

Pembatasan Kunjungan untuk Melindungi Candi

Sebagai langkah perlindungan, sejak 2023 pemerintah membatasi jumlah pengunjung yang boleh naik ke bangunan candi maksimal 1.200 orang per hari atau 150 orang per jam. Kebijakan ini bertujuan mengurangi tekanan fisik pada struktur candi dan memudahkan pengawasan.

Namun, pembatasan ini juga menimbulkan pro dan kontra, terutama dari warga sekitar yang merasakan dampak ekonomi akibat berkurangnya wisatawan.

Edukasi dan Kesadaran Pengunjung

Salah satu kunci utama mengatasi masalah ini adalah meningkatkan kesadaran pengunjung agar tidak melakukan vandalisme seperti menempelkan permen karet di candi. Balai Konservasi Borobudur terus mengedukasi wisatawan melalui berbagai media dan petugas di lapangan.

Selain itu, kegiatan sosial seperti Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) melibatkan pelajar untuk menjaga kebersihan dan melestarikan warisan budaya.

Apa yang Bisa Dilakukan Pengunjung?

Pengunjung diharapkan untuk:

  • Tidak membawa atau mengunyah permen karet saat berada di area candi.
  • Menghormati dan menjaga kebersihan situs warisan budaya.
  • Melaporkan jika melihat tindakan vandalisme kepada petugas.
  • Berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian dan edukasi lingkungan.

Masalah ribuan noda permen karet di Candi Borobudur menjadi peringatan penting bagi semua pihak, terutama wisatawan, untuk menjaga warisan budaya dunia ini. Upaya pembersihan dan pembatasan kunjungan sudah dilakukan, namun kesadaran dan tanggung jawab bersama menjadi kunci utama agar Candi Borobudur tetap lestari dan indah untuk dinikmati generasi mendatang.

Mari bersama-sama menjaga kebersihan dan keindahan Candi Borobudur sebagai bagian dari cinta kita terhadap budaya dan sejarah bangsa.