Sejarah Penemuan Prasasti Talang Tuwo: Kisah Petani dan Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Lokasi Prasasti Talang Tuwo
Sumber :
  • IG/sahabatcagarbudayaplm

Palembang, WISATA – Prasasti Talang Tuwo, salah satu peninggalan penting Kerajaan Sriwijaya, pertama kali ditemukan pada 17 November 1920 oleh Alwi Lihan, seorang petani dari Dusun Meranjat, Sumatera Selatan. Saat itu, ia menemukan sebuah batu berbentuk lempengan dengan tulisan berhuruf Pallawa dalam Bahasa Melayu Kuno di sekitar kawasan yang kini berubah menjadi talang (saluran air).

Desa Wisata Religi Bubohu: Menyelami Pesona Spiritual dan Budaya di Gorontalo

Lokasi tersebut dikelilingi sungai dan merupakan habitat satwa liar. Tidak memahami arti tulisan itu, Alwi membawa batu tersebut ke Bukit Siguntang dan menyerahkannya kepada LC Westenenk, pejabat Belanda yang menjabat sebagai Resident Palembang saat itu. Batu inilah yang kemudian dikenal sebagai Prasasti Talang Tuwo. 

Namun, terdapat versi lain yang menyebutkan bahwa LC Westenenk sendiri yang menemukan prasasti tersebut. Beberapa literatur kolonial juga mendukung klaim ini. Akan tetapi, menurut arkeolog Bambang Budi Utomo, penemu sebenarnya adalah Alwi Lihan. Keyakinan ini diperkuat oleh kesaksian ahli waris Alwi dan cerita turun-temurun masyarakat Desa Talang Kelapa, tempat prasasti itu awalnya berada. Saat ini, Prasasti Talang Tuwo disimpan di Museum Arsip Nasional Jakarta sebagai bukti sejarah penting. 

PADANG: Pemkot Luncurkan Program Jelajah Padang, Kenalkan Sejarah kepada Siswa

Prasasti ini diperkirakan dibuat pada abad ke-7 Masehi pada masa pemerintahan Dapunta Hyang Sri Jayanasa, raja Sriwijaya. Isinya menggambarkan pembangunan Taman Sriksetra, sebuah taman yang dikhususkan untuk kemakmuran rakyat. Prasasti ini juga menjadi bukti awal perkembangan agama Buddha di Nusantara, dengan doa-doa untuk kebahagiaan semua makhluk. 

Penemuan Prasasti Talang Tuwo memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Sriwijaya yang sudah memiliki sistem pertanian dan irigasi teratur. Lokasi penemuannya yang dekat dengan sungai dan hutan juga menunjukkan bagaimana peradaban masa lalu beradaptasi dengan alam. Sayangnya, kondisi asli situs tersebut kini telah berubah, dan prasasti aslinya harus dipindahkan untuk dilestarikan. 

Borobudur Jadi Pusat Spiritual, Liburan Jadi Bermakna!

Keberadaan Prasasti Talang Tuwo menjadi bukti betapa pentingnya peran masyarakat lokal dalam melestarikan warisan sejarah. Tanpa kesadaran Alwi Lihan, mungkin prasasti ini akan hilang tertelan zaman. Kini, prasasti ini tidak hanya menjadi harta nasional tetapi juga bahan penelitian bagi para sejarawan dan arkeolog untuk mengungkap lebih dalam tentang kejayaan Sriwijaya.

 

Sumber: balaiksdasumsel.org