INACRAFT 2025: Unik, Jateng Bawa Kerajinan Berbahan Sampah Pasar di Inacraft, 5-9 Februari 2025

Tas dan Ikat Pinggang dari Sampah
Sumber :
  • jatengprov.go.id

Jakarta, WISATA Aroma sampah yang selalu identik dengan bau busuk dan kotor, namun di tangan Herman Purwanto, warga Desa Beji, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, malah disulap menjadi handicraft yang bermanfaat dan bernilai seni tinggi.

Herman memunguti sampah organik dari pasar tradisional, untuk kemudian diolah menjadi tas, ikat pinggang, dan dompet yang cantik dan estetik.

Tentu bukan simsalabim dan satu tiupan napas langsung jadi.

Herman membuatnya melalui tahapan-tahapan dengan tangan terampilnya.

Dari mengambil sampah di pasar, dipotong dan diambil seratnya, lalu dibuat semacam lembaran kertas, baru dianyam atau dirakit menjadi handicraft.

"Kami Tidak Akan Berhenti!" Israel Bersumpah di PBB untuk Hancurkan Iran, Dunia Ketar-Ketir

Olah Sampah Jadi Bahan Baku Kerajinan

Photo :
  • jatengprov.go.id
Berkat ide yang unik itu, Pemerintah Jawa Tengah memboyong Herman untuk mengikuti pameran UMKM tingkat nasional, yakni Inacraft 2025 di Jakarta.

Ditemui di stan pameran, Herman mengatakan, ide itu muncul pada tahun 2009, karena keprihatinannya terhadap kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia.

Salah satunya, penebangan pohon yang dijadikan bahan baku kertas.

“Dari situlah muncui ide, bahwa kertas itu bisa dibuat memakai bahan lain, selain dari pohon-pohon yang melakukan fungsi ekologis. Lalu, saya kembangkan menjadi handicraft ini,” ujarnya pada hari Jumat (7/2/2025).

Herman kemudian mulai rajin ke tempat pembuangan sampah (TPS) pasar tradisional, untuk memungut dan mengumpulkan sampah organik, seperti sayur, buah-buahan, dan rumput, untuk diolah kembali.

“Kita ambil dari pasar dan ada juga yang sampah rumahan. Lalu, kita olah. Mulai dari memotong dan mengambil seratnya, kemudian dijadikan lembaran-lembaran seperti kertas. Lembaran itulah yang kita buat handicraft,” ungkapnya.

Kerajinan dari Sampah

Photo :
  • jatengprov.go.id
Herman menambahkan, handicraft ciptaannya memang belum diproduksi secara massal.

Ia baru memasarkannya lewat media sosial, perseorangan, atau custom.

Namun, ia memastikan, produknya memiliki kualitas yang bagus.

“Saat ini baru tas, ikat pinggang, dan dompet. Rencananya kami akan produksi dengan skala besar, jika memang mendapat respon baik dari masyarakat,” imbuhnya.

Pameran Inacraft 2025 membuat Herman semakin optimistis, jika buah tangannya itu mampu masuk pasar nasional.
Filosofi Chrysippus tentang Bahagia Tanpa Bergantung pada Harta

Wapres Gibran Kunjungi Inacraft 2025

Photo :
  • jatengprov.go.id
“Saya berkesempatan ikut pameran di Inacraft 2025. Event yang digelar 5 sampai 9 Februari ini, membuat saya senang dan bahagia. Hasil karya saya bisa dikenal lebih luas,” tuturnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Shinta Nana Sudjana menyatakan, Jawa Tengah membawa 68 UMKM dengan 12 stan yang berasal dari 7 kabupaten/kota.

Produk yang dijual meliputi fesyen, kriya dan craft.

(Sumber: jatengprov.go.id)