Desa Wisata Penglipuran: Destinasi Mendunia yang Wajib Anda Kunjungi
- IG/felgra_photography
Jakarta, WISATA - Bali, Pulau Dewata, dikenal dengan pantai-pantainya yang memikat, seni budayanya yang kaya, dan keramahan penduduknya yang membuat siapa pun betah. Di tengah keindahan itu, ada sebuah desa yang menjadi perhatian dunia: Desa Wisata Penglipuran. Terletak di Kabupaten Bangli, desa ini tidak hanya menjadi ikon pariwisata Bali, tetapi juga salah satu desa wisata terbaik di dunia.
Desa Penglipuran bukan sekadar tempat untuk berlibur. Desa ini adalah representasi kehidupan tradisional Bali yang masih bertahan hingga sekarang. Dengan keindahan alam yang memukau, nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi, serta penghargaan internasional yang diraih, Penglipuran adalah destinasi yang wajib Anda kunjungi setidaknya sekali dalam hidup.
Desa yang Bersih dan Penuh Pesona
Apa yang pertama kali menarik perhatian dari Desa Penglipuran? Jawabannya adalah kebersihannya. Desa ini sering disebut sebagai salah satu desa terbersih di dunia, bersanding dengan desa-desa terkenal lainnya seperti Giethoorn di Belanda dan Mawlynnong di India. Setiap sudut jalan di Penglipuran tampak rapi, dengan deretan rumah tradisional Bali yang tertata simetris dan taman-taman kecil yang dirawat dengan baik.
Penduduk desa memiliki komitmen tinggi terhadap kebersihan lingkungan. Kendaraan bermotor tidak diperbolehkan masuk ke kawasan utama desa, sehingga suasana tetap tenang dan udara segar selalu menyelimuti. Hal ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari ketenangan dari hiruk-pikuk perkotaan.
Tidak hanya itu, penduduk desa juga ramah dan terbuka kepada wisatawan. Anda akan merasa seperti bagian dari komunitas ketika berjalan-jalan di sini, berbicara dengan penduduk lokal, dan menyaksikan aktivitas sehari-hari mereka.
Warisan Budaya yang Terjaga
Desa Penglipuran adalah contoh sempurna bagaimana tradisi dan modernitas bisa hidup berdampingan. Penduduk desa masih mempraktikkan adat istiadat Bali yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satunya adalah sistem arsitektur tradisional desa yang disebut asta kosala kosali. Setiap rumah memiliki tata letak yang serupa, mengikuti aturan adat yang berlandaskan harmoni dengan alam.
Setiap 15 hari sekali, penduduk desa berkumpul di Pura Penataran untuk melakukan ritual keagamaan. Ini adalah momen di mana wisatawan dapat menyaksikan langsung bagaimana masyarakat desa menjaga spiritualitas mereka dengan penuh khidmat. Upacara-upacara ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga membuktikan bahwa tradisi di Desa Penglipuran masih hidup dan dihormati.
Penghargaan Internasional
Keindahan dan keunikan Desa Penglipuran tidak luput dari perhatian dunia. Pada tahun 2016, desa ini masuk dalam daftar "Sustainable Destinations Top 100" yang dirilis oleh Green Destinations, sebuah organisasi internasional yang fokus pada pariwisata berkelanjutan.
Selain itu, pada tahun 2023, Desa Penglipuran mendapat penghargaan "Best Tourism Villages" dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO). Penghargaan ini tidak hanya mengukuhkan posisi desa ini sebagai destinasi wisata kelas dunia, tetapi juga menjadi bukti bahwa pariwisata bisa berjalan beriringan dengan pelestarian budaya dan lingkungan.
Keindahan yang Tak Habis-Habisnya
Saat Anda berkunjung ke Desa Penglipuran, ada banyak hal yang bisa dinikmati. Mulai dari arsitektur tradisional, keramahan penduduk, hingga kuliner khas Bali yang disajikan oleh warga desa. Salah satu makanan yang wajib Anda coba adalah loloh cemcem, minuman herbal khas Penglipuran yang terbuat dari daun cemcem. Rasanya segar, sedikit asam, dan sangat menyegarkan, terutama setelah berjalan-jalan di bawah terik matahari.
Bagi pecinta fotografi, Penglipuran adalah surga tersembunyi. Setiap sudut desa adalah pemandangan yang layak diabadikan. Mulai dari jalan-jalan batu yang rapi, rumah-rumah tradisional, hingga pemandangan alam sekitar yang memukau.
Jika Anda ingin merasakan pengalaman yang lebih mendalam, cobalah menginap di homestay yang dikelola oleh penduduk desa. Dengan tinggal bersama mereka, Anda bisa lebih memahami kehidupan sehari-hari masyarakat Bali, mulai dari cara mereka memasak, bekerja, hingga menjalankan tradisi keagamaan.
Kontribusi Wisatawan untuk Desa
Berwisata ke Desa Penglipuran bukan hanya tentang menikmati keindahannya, tetapi juga tentang memberikan dampak positif kepada komunitas lokal. Pendapatan dari pariwisata digunakan untuk membiayai program-program sosial di desa, seperti pendidikan, pelestarian budaya, dan perawatan lingkungan. Dengan berkunjung ke sini, Anda secara tidak langsung ikut mendukung keberlanjutan desa ini.
Menurut data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bangli, jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Penglipuran meningkat setiap tahunnya, dengan rata-rata 200.000 wisatawan lokal dan mancanegara. Pendapatan desa dari sektor pariwisata pada tahun 2022 mencapai Rp15 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan pelestarian lingkungan.
Mengapa Anda Harus Mengunjungi Desa Penglipuran?
Desa Penglipuran adalah bukti nyata bahwa keindahan tidak harus datang dengan pengorbanan. Desa ini menunjukkan kepada dunia bahwa tradisi dan modernitas bisa hidup berdampingan, bahwa keberlanjutan dan pariwisata bisa saling mendukung.
Jika Anda mencari destinasi yang menawarkan lebih dari sekadar pemandangan, tempat ini adalah jawabannya. Di sini, Anda tidak hanya menikmati keindahan, tetapi juga belajar tentang budaya, tradisi, dan cara hidup masyarakat Bali yang harmonis dengan alam.
Jadi, tunggu apa lagi? Jadikan Desa Penglipuran sebagai destinasi liburan Anda berikutnya. Anda tidak hanya akan membawa pulang foto-foto indah, tetapi juga kenangan dan pelajaran berharga yang akan selalu Anda ingat.