Tren Wisata Baru untuk Gen Z: JOMO, Forest Bathing, dan Stoikisme dalam Mencari Kedamaian di Era Modern
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Di tengah kehidupan digital yang serba cepat, terutama bagi generasi muda seperti Gen Z, muncul tren baru yang menyajikan alternatif untuk melarikan diri dari tekanan kehidupan modern. Tren ini menggabungkan konsep JOMO (Joy of Missing Out), Forest Bathing, dan gaya hidup Stoikisme sebagai bentuk pelarian dari kebisingan dunia maya dan rutinitas yang memusingkan. Generasi yang lebih muda ini, yang dikenal sebagai "digital natives", sering kali merasakan kecemasan, stres, dan ketegangan yang datang dengan peran mereka di dunia online. Akibatnya, banyak dari mereka yang mencari cara untuk kembali terhubung dengan diri mereka sendiri dan alam melalui konsep-konsep ini. Artikel ini akan membahas bagaimana tren wisata JOMO dan Forest Bathing serta penerapan Stoikisme menjadi pelarian yang tepat bagi Gen Z dalam menghadapi dunia yang semakin terhubung dan serba cepat.
Fenomena JOMO: Mengapa Gen Z Meninggalkan Dunia Digital?
Sebagai respons terhadap FOMO (Fear of Missing Out), yang memunculkan perasaan cemas jika tidak mengikuti tren atau terlewat dari berita atau sosial media, konsep JOMO muncul. JOMO, yang dapat diterjemahkan sebagai Joy of Missing Out atau kebahagiaan dalam tidak mengikuti arus, menjadi sebuah bentuk pemberontakan terhadap kecemasan sosial yang mengikat kehidupan digital. Berbeda dengan FOMO yang berfokus pada kekhawatiran akan ketinggalan, JOMO mengajak para pengikutnya untuk menikmati kebahagiaan dalam kesendirian atau dengan memilih untuk tidak terlibat dalam aktivitas digital yang berlebihan.
Bagi Gen Z, yang tumbuh besar di dunia media sosial, tekanan untuk selalu tampil sempurna di dunia maya menjadi beban yang berat. Penelitian menunjukkan bahwa hampir 50% dari pengguna media sosial muda melaporkan perasaan cemas dan tidak puas terhadap kehidupan mereka ketika melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih sempurna di platform seperti Instagram dan TikTok. Oleh karena itu, JOMO memberikan jalan keluar dari lingkaran kecemasan ini dengan mengajak orang untuk menikmati kebahagiaan dengan cara yang lebih alami dan sederhana, seperti menghabiskan waktu di alam atau meluangkan waktu untuk diri sendiri tanpa gangguan media sosial.
Forest Bathing: Mandi Hutan untuk Menyembuhkan Jiwa yang Lelah
Forest Bathing, atau Shinrin Yoku, adalah konsep yang berasal dari Jepang dan semakin populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Praktik ini melibatkan berlama-lama di hutan dan menyerap manfaat yang ditawarkan oleh alam melalui perasaan, indera, dan kesadaran penuh terhadap lingkungan sekitar. Forest Bathing tidak hanya berfokus pada berjalan atau berada di alam, tetapi lebih pada mengapresiasi dan merasakan setiap elemen alam—dari udara segar yang penuh oksigen, aroma tanah, hingga suara angin yang berdesir melalui daun-daun pohon.
Bagi Gen Z yang hidup dalam era ketergantungan pada teknologi, Forest Bathing menjadi sebuah cara untuk "reset" pikiran dan tubuh. Banyak penelitian yang mendukung manfaat kesehatan dari Forest Bathing. Sebuah studi dari Journal of Environmental Psychology menemukan bahwa berinteraksi dengan alam dapat mengurangi stres hingga 16% dan meningkatkan perasaan bahagia secara signifikan. Aktivitas ini membantu mengurangi kadar hormon stres, memperbaiki kualitas tidur, dan bahkan meningkatkan daya ingat serta kreativitas. Dengan manfaat kesehatan yang nyata, Forest Bathing memberikan solusi yang bermanfaat bagi mereka yang merasa terjebak dalam kesibukan digital yang membuat tubuh dan pikiran lelah.
Di Indonesia, hutan tropis yang luas menawarkan banyak kesempatan untuk melakukan Forest Bathing. Dari hutan hujan di Bali hingga keindahan alam di Sumatra, destinasi wisata yang menyajikan pengalaman berinteraksi langsung dengan alam menjadi pilihan utama bagi Gen Z yang mencari pelarian dari dunia maya yang penuh tekanan.
Stoikisme: Filosofi Hidup untuk Menghadapi Ketegangan Hidup Modern
Stoikisme adalah filosofi yang lahir di Yunani kuno dan mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari pengendalian diri dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita ubah. Bagi banyak orang, terutama generasi muda, filosofi ini menjadi penuntun untuk menjalani hidup yang lebih tenang di tengah segala tekanan yang ada. Dalam Stoikisme, ada dua hal yang perlu dipahami: pertama, kita hanya dapat mengendalikan respons kita terhadap situasi, bukan situasi itu sendiri, dan kedua, kita harus menerima kenyataan dengan lapang dada.
Di dunia yang dipenuhi dengan ekspektasi dan kecemasan akan masa depan, Stoikisme menawarkan cara yang lebih bijak untuk hidup. Gen Z, yang kerap merasa cemas dengan masa depan dan ketidakpastian hidup, menemukan Stoikisme sebagai cara untuk mendapatkan ketenangan batin. Dengan prinsip Stoikisme, seseorang diajarkan untuk tidak terjebak dalam perasaan negatif yang datang dari peristiwa-peristiwa di luar kendali mereka, seperti kegagalan di tempat kerja atau tekanan sosial.
Ada banyak cara Stoikisme diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengamalkan memento mori (ingat bahwa kita akan mati) untuk mengingatkan kita bahwa waktu kita terbatas, sehingga kita harus fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Bagi Gen Z, yang sering kali terjebak dalam rutinitas yang dipenuhi kekhawatiran, filosofi ini menawarkan pelajaran penting tentang cara hidup dengan lebih bijaksana dan damai, tanpa terbebani oleh hal-hal yang tidak dapat dikendalikan.
Wisata JOMO, Forest Bathing, dan Stoikisme: Pelarian dari Dunia Modern yang Terkoneksi
Wisata JOMO menggabungkan kesadaran penuh terhadap kehidupan yang lebih sederhana dan alam yang menenangkan. Generasi Z, yang dikenal dengan kecenderungannya untuk merasa cemas terhadap tekanan sosial dan digital, menemukan ketenangan dalam liburan yang tidak melibatkan perangkat digital. Liburan seperti ini tidak hanya berfokus pada pengambilan gambar untuk dibagikan di media sosial, melainkan lebih kepada menikmati kebersamaan dengan diri sendiri dan alam.
Di destinasi wisata yang menawarkan konsep ini, seperti resort dengan latar belakang hutan atau pegunungan, para pengunjung bisa menikmati Forest Bathing sembari menerapkan filosofi Stoikisme. Mereka didorong untuk hidup dengan penuh kesadaran, menerima ketidakpastian hidup, dan memusatkan perhatian pada saat ini. Dengan melakukan meditasi atau berolahraga di alam, wisatawan dapat merasakan ketenangan pikiran, meredakan stres, dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental mereka.
Kesimpulan: Tren Wisata Sehat yang Menghubungkan Gen Z dengan Alam dan Filosofi Hidup
Tren wisata JOMO, Forest Bathing, dan Stoikisme menunjukkan sebuah perubahan dalam cara hidup Gen Z yang semakin mengutamakan kesejahteraan mental dan fisik. Di tengah dunia yang semakin terhubung dengan teknologi dan media sosial, generasi muda ini mulai mencari cara untuk beristirahat dari dunia maya dan kembali ke alam, untuk mendapatkan ketenangan, kebahagiaan, dan kedamaian batin. Dengan mengintegrasikan konsep-konsep ini ke dalam wisata sehat, Gen Z tidak hanya melarikan diri dari stres, tetapi juga membangun kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.
Fenomena ini menunjukkan bahwa, meskipun hidup di era digital, kebutuhan akan koneksi dengan alam dan kedamaian mental tetap menjadi prioritas utama bagi banyak orang, khususnya Gen Z. Wisata JOMO, Forest Bathing, dan Stoikisme bukan hanya sekadar pelarian, tetapi sebuah cara hidup yang lebih sadar dan bijaksana, yang dapat memberikan keseimbangan yang sangat dibutuhkan di tengah gempuran dunia modern