Fenomena Unik di Dusun Wotawati: Matahari Terbit Lebih Lambat dan Terbenam Lebih Cepat

Dusun Wotawati
Sumber :
  • IG/phewheantho

Yogyakarta, WISATA – Dusun Wotawati terletak di lembah bekas aliran purba Bengawan Solo. Untuk mencapainya perlu ekstrahati-hati karena kontur jalannya yang menurun dan sedikit curam terutama di musim hujan karena belum diaspal. Sebelah selatan dusun adalah Samudra Hindia sedangkan bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah. 

BOYOLALI: Terus Lestarikan Wayang Kulit, Gelar Wayang Tujuh Malam Serial Bharatayuda, Keren....

Lantaran lokasinya yang dipeluk oleh perbukitan membuat suhu udara dusun ini lebih sejuk dari tempat lain di sekitarnya, antara 24--26 derajat Celcius di waktu siang dan sekira 20--21 derajat Celcius kala malam hari. Kiri dan kanan dusun berdiri menjulang tebing bukit hijau ditumbuhi aneka tanaman keras milik warga seperti jati. Sebagian lainnya menanam singkong, pisang, jagung, dan kedelai. 

Warga dusun yang dihuni oleh 82 kepala keluarga (KK) atau sekitar 450 jiwa ini umumnya memelihara ternak sapi dan kambing yang pakannya berupa rumput gajah ditanam di sela pepohonan jati. Sebagian besar mereka merupakan warga asli yang telah hidup di Wotawati secara turun temurun sejak berabad silam. 

Thales, Filsuf Visioner yang Menghubungkan Filosofi dengan Ilmu

Karena lokasinya, Dusun Wotawati tidak pernah terpapar sinar matahari dalam waktu lama. Berbeda dengan wilayah lain, sinar mentari baru menerangi Wotawati sekitar pukul 8 pagi dan kembali menghilang sebelum jam 16.00 WIB dan membuat kawasan dusun gelap. Artinya, warga Wotawati menikmati terbitnya matahari lebih lambat dan merasakan tenggelamnya sang surya lebih cepat dibandingkan daerah lain.

Meski fenomena itu sepintas menarik, nyatanya menimbulkan tantangan bagi warga Wotawati. Misalnya sewaktu menjemur pakaian, atau jika hendak pergi keluar dusun, maka harus diupayakan pulang sebelum gelap atau tiba di tempat tinggal mereka sebelum jam 16.00 WIB. Selain itu posisi yang dijepit oleh perbukitan tinggi menyebabkan warga sedikit kesulitan menangkap sinyal siaran televisi dan ponsel. Namun kendati terpencil, warga dusun sudah menikmati listrik selama 24 jam.

Dari Ketimpangan Sosial hingga Perubahan Iklim: Relevansi Pemikiran John Rawls

Durasi paparan sinar matahari yang sebentar juga ikut berpengaruh kepada pertumbuhan tanaman warga. Akhirnya warga pun harus berdaptasi dengan kondisi yang mereka alami dan seolah seperti mengejar matahari. 

Itulah Dusun Wotawati, desa unik dengan pemandangan alam yang asri dan hijaunya hutan jati. Meski durasi sinar matahari terbatas, tetap saja membuat wilayah ini adalah tempat yang menenangkan dan nyaman dihuni.

 

Sumber: Indonesia.go.id