Dari JOMO ke Stoicisme: Bagaimana Filosofi dan Alam Bersatu untuk Kesehatan Mental

Stoicisme
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Malang, WISATA - Di tengah kehidupan yang penuh tekanan dan kebisingan, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas sosial yang menuntut mereka untuk terus terhubung dan aktif. Namun, munculnya konsep-konsep seperti JOMO (Joy of Missing Out) dan Stoicisme menawarkan solusi untuk menemukan kedamaian mental yang lebih mendalam, yang menggabungkan kedamaian alam dengan filosofi klasik untuk meredakan stres.

Rahasia Bahagia Stoikisme: Inspirasi Ryan Holiday dan Tokoh Modern Lainnya yang Mengubah Hidup

JOMO: Menemukan Kebahagiaan dalam Kesendirian

Konsep JOMO, yang merupakan kebalikan dari FOMO (Fear of Missing Out), mengajak individu untuk menikmati ketenangan dan kesendirian tanpa merasa cemas akan kegiatan sosial yang mereka lewatkan. Fenomena ini berkembang seiring dengan meningkatnya kecemasan sosial akibat perkembangan teknologi dan media sosial yang memaksa orang untuk terlibat dalam berbagai tren. Dengan JOMO, orang belajar untuk tidak merasa terbebani oleh ekspektasi eksternal, dan fokus pada pencarian kedamaian dalam kesendirian.

Stoicisme dan Wisata Sehat: Mengapa Filosofi Kuno Ini Kembali Relevan?

Menurut beberapa penelitian, keinginan untuk terus berhubungan dengan dunia maya dan kehidupan sosial sering kali menyebabkan kecemasan yang berlebihan. Melalui JOMO, individu diajak untuk lebih menghargai waktu pribadi mereka, dan menikmati hidup tanpa harus selalu terlibat dalam keramaian. Konsep ini, yang juga sering disebut sebagai digital detox, telah menjadi pilihan banyak orang yang ingin mengurangi stres dan memperbaiki kesehatan mental mereka.

Stoicisme: Filosofi yang Menenangkan Pikiran

Wisata Sehat Era Modern: JOMO, Forest Healing, dan Etnaprana Sebagai Tren Baru?

Sementara JOMO berfokus pada aspek sosial dan ketenangan pribadi, Stoicisme adalah filosofi kuno yang mengajarkan bagaimana mengelola perasaan dan berfokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan. Stoikisme mengajarkan untuk menerima kenyataan bahwa banyak hal di luar kontrol kita, dan dengan menerima ketidakpastian hidup, kita dapat mencapai ketenangan pikiran yang sejati.

Prinsip dasar Stoikisme menekankan pentingnya menjaga kedamaian batin dengan tidak terlalu bergantung pada hal-hal eksternal seperti materi atau opini orang lain. Menurut para filsuf Stoik, kebahagiaan tidak terletak pada pencapaian luar, tetapi pada cara kita merespons situasi yang ada. Penerapan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu seseorang menjadi lebih resilien dalam menghadapi tantangan hidup.

Menggabungkan Alam dan Filosofi untuk Kesehatan Mental

Salah satu cara yang paling efektif untuk mempraktikkan Stoikisme dan menikmati JOMO adalah dengan melibatkan diri dalam alam. Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di alam terbukti dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan, serta meningkatkan mood secara keseluruhan. Aktivitas seperti berjalan kaki di hutan atau meditasi di ruang terbuka dapat membantu menenangkan pikiran dan memperdalam pemahaman kita terhadap prinsip Stoikisme.

Forest healing, yang mengacu pada praktik menghabiskan waktu di hutan untuk menyembuhkan tubuh dan pikiran, juga menjadi tren yang semakin populer di kalangan mereka yang ingin menggabungkan filosofi Stoikisme dengan manfaat alam. Para ahli menyatakan bahwa berinteraksi dengan alam dapat meredakan stres, meningkatkan kreativitas, dan membantu individu untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup mereka.

Kesimpulan: Menemukan Keseimbangan antara Dunia Luar dan Dalam

Dari JOMO hingga Stoikisme, keduanya menawarkan jalan untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan bebas dari kecemasan sosial. Dengan menyadari bahwa kita hanya bisa mengontrol reaksi kita terhadap dunia dan memilih untuk menikmati momen-momen kecil tanpa terganggu oleh ekspektasi eksternal, kita dapat menemukan kedamaian yang lebih dalam. Menggabungkan keduanya dengan kedamaian alam—melalui forest healing atau sekadar menghabiskan waktu di luar—memberikan kita ruang untuk beristirahat dari hiruk-pikuk dunia digital yang semakin mendominasi kehidupan kita.

Bagi mereka yang mencari ketenangan mental dan fisik, menerapkan JOMO, Stoikisme, dan keterlibatan dengan alam dapat menjadi langkah pertama yang sangat efektif menuju kehidupan yang lebih seimbang dan damai.