YOGYAKARTA: Serunya Panen Melon di Bulak Munggur, Watusigar, Ngawen, Produksi Capai 110 Ton

Panen Melon 110 Ton di Bulak Munggur, Watusigar, Ngawen, Gunungkidul
Sumber :
  • gunungkidulkab.go.id

Yogyakarta, WISATA – Ada yang berbeda di Bulak Munggur, Cikal, Kalurahan Watusigar, Kapanewon Ngawen, pada hari Jumat (26/7/2024) lalu.

Hari itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta bersama Kelompok Tani-Tani Maju melakukan panen perdana Rock Melon.

Memanen secara langsung, tentu memiliki sensasi tersendiri.

Itu pula yang dirasakan Sunaryanta.

Ia pun mengapresiasi setinggi-tingginya hasil panen yang bagus.

"Meskipun dengan perubahan iklim saat ini, dapat dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan perubahan tanaman menjadi holtikultura saat ini," kata Bupati.

Bupati berharap, ke depan dapat dikembangan lagi, tidak hanya melon, mungkin semangka, cabai, bahkan bisa juga tembakau yang pastinya, tidak terlepas dari sektor pertanian.

Sementara itu, Lurah Kalurahan Watusigar, Giman mengatakan, sektor pertanian ini menjadi penopang dan inspirasi untuk Kalurahan Watusigar.

"Dan mungkin ada kekurangan, menjadi hal lumrah dan ke depan dapat lebih baik lagi," ucapnya.

Berdiri sejak tahun 2017, Kelompok Tani-Tani Maju sudah memiliki kegiatan yang signifikan,

"Kita mulai sejak 2012, memulai pengembangan melon dan hortikultura," ungkap Ketua Poktan, Tri Budianto.

Tri juga menjelaskan, untuk keberhasilan panen sudah lumayan

Ia menyatakan, sebelumnya di daerah Buyutan juga berhasil menjual hasil panen dengan jumlah senilai Rp200 juta.

"Tahun ini potensi yang sudah keluar, kurang lebih 110 ton dan distribusinya ke Tangerang, Giwangan, dan juga Semarang," ujar Tri.

Tri menambahkan, varietas yang mereka tanam, diantaranya ada Melon Golden dan Melon Rock.

"Harapannya, ke depan dapat terus berkembang kemajuan pertanian di Cikal ini, guna meningkatkan perekonomian melalui pertanian utamanya tanaman holtikultura," kata Tri.

Seusai melakukan panen bersama, Bupati juga menyempatkan meninjau Rumah Produksi Organik Padat dan Pupuk Organik Cair dari Kelompok Tani Organik Merti Pertiwi.

"Yang kami olah adalah pupuk padat organik, dan kita distribusikan untuk lingkungan sekitar saja," kata Pariyo, selaku Ketua Kelompok Tani.

Sedangkan untuk bahan sendiri, Pariyo bersama rekan-rekan mengumpulkan dari lingkungan sekitar, bahkan tidak jarang dari Kalurahan sebelah.

"Untuk per hari, kita tidak tentu produksinya, biasanya 3 sampai 4 ton, kalau permintaan sedang tinggi bisa sampai 10 ton," paparnya.

Dalam kegiatan itu, hadir juga Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi.

(Sumber: gunungkidulkab.go.id)

GUNUNGKIDUL: Gelaran Fashion Show Cinta Batik dengan Tema Exotisme Budaya Lokal