Megawati Hangestri Terbuka soal Gaji di Red Sparks: Ungkap Ketimpangan dan Fakta Kontrak Dua Musim
- Tvonenews.com
Jakarta, WISATA - Megawati Hangestri Pertiwi, or dikenal sebagai “Megatron”, kembali menjadi sorotan publik setelah membongkar informasi pendapatannya selama berlaga di Korea Selatan bersama Incheon Heungkuk Life Pink Spiders—atau yang kini akrab disebut Red Sparks. Dalam wawancara khusus dengan tvOne pada Rabu (23/4/2025), atlet voli putri asal Indonesia ini mengungkap sedikit koreksi terkait bayangan penggemar mengenai nominal gajinya. Tidak hanya soal besaran angka, Megawati juga menyinggung adanya ketimpangan antara pemain asing Asia dengan pemain lokal maupun asing non-Asia di V-League.
Kontrak Dua Musim: Angka Kasar Gaji Megawati
Megawati menandatangani kontrak dua musim (2024–2026) bersama Red Sparks, berdasarkan aturan liga (KOVO) bagi pemain asing Asia. Dari pemberitaan media Korea Selatan, Segye, gaji tahun pertamanya tercatat sebesar US$ 120.000 (sekitar Rp 1,9 miliar) dan naik menjadi US$ 150.000 (sekitar Rp 2,4 miliar) pada tahun kedua citeturn0search0. Sementara itu, rekan asing dari Eropa atau Amerika mendapatkan bayaran jauh lebih tinggi, yakni US$ 250.000 (±Rp 4 miliar) di musim pertama dan US$ 300.000 (±Rp 4,8 miliar) di musim kedua.
“Kalau di Korea, enggak (lebih tinggi), karena pemain Korea lebih besar gajinya bahkan berkali-kali lipat daripada aku,” ujar Megawati. Ucapan ini seakan mengonfirmasi bahwa pemain lokal di V-League menikmati kompensasi finansial yang jauh lebih besar dibandingkan pemain asing Asia seperti dirinya.
Ketimpangan Gaji Antar-Pemain Asing dan Lokal
Media Segye menyoroti bahwa meski Megawati Hangestri sering mendominasi papan angka (top scorer), ia masih berada di ujung struktur pengupahan. “Dalam masalah gaji, pemain asing Asia tidak diperlakukan secara adil, seperti Megawati Hangestri yang mendominasi V-League dengan keterampilan jauh lebih unggul dari pemain asing non-Asia, dan bahkan melebihi pemain lokal sendiri,” tulis Segye dalam laporan terbarunya.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh kebijakan kuota dan batasan gaji yang ditetapkan KOVO untuk pemain asal Asia, di samping daya tawar klub yang lebih memilih kontrak jangka panjang dengan bintang non-Asia atau local hero. Megawati menyadari hal tersebut, namun tetap berharap adanya peningkatan perlakuan adil di masa mendatang.