CANAMA: Kepedulian Remaja SMP dan SMA Bersihkan Laut Melalui ‘War on Waste’ 2024
- Raden Rara Nadine Putri Ritia Ramadhanti
Tangerang, WISATA – Canama, sebuah lembaga yang terdiri dari tiga organisasi lingkungan, menggelar acara bertajuk ‘War on Waste’, sebuah kegiatan pembersihan laut di Pantai Tanjung 88, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten pada Sabtu 08/6/2024)
Mereka terdiri adalah murid-murid dari 21 sekolah SMA dan SMP negeri dan internasional, dengan jumlah peserta mencapai 61 remaja.
Para remaja ini berpartisipasi dalam pengumpulan dan pembersihan sampah di Pantai Tanjung 88 dengan penuh semangat, meski matahari bersinar sangat terik.
3 organisasi lingkungan yang tergabung dalam Canama, adalah CareSpark, NAARA Projects, dan Mangroovy.
Mereka kemudian berkolaborasi karena memiliki kesamaan misi, dimana para pemimpin setiap organisasi tersebut, juga memiliki hubungan persahabatan yang erat.
Para remaja ini kemudian sepakat untuk bekerjasama memerangi permasalahan lingkungan di daerah pesisir pantai akibat sampah yang dibuang sembarangan.
“Ide Acara ‘War on Waste’ ini, awalnya adalah dari NAARA Project ,” ujar Winner Rafif Rasendriya, salah satu founder NAARA Projects.
“Ide acara ini muncul dari keinginan tim NAARA Projects untuk memiliki mitra kerja. Waktu itu, NAARA Projects sedang mencari mitra kerja yang dapat berkolaborasi untuk merencanakan acara dan juga memberikan masukan untuk aplikasi internal kami. Terinspirasi dari partnership kami dengan BBPB (Bye Bye Plastic Bags), tim NAARA Projects mengusulkan untuk membuat acara ‘Bersih Pantai’, mengingat organisasi Mangroovy juga pernah mengadakan acara ‘Bersih Pantai’. Akhirnya, setelah beberapa kali diskusi, kami sepakat untuk mengadakan acara Bersih Pantai,” imbuh Winner.
Sementara itu, Raden Prasetya Mahdi Ali Pratama, salah satu founder NAARA Projects menambahkan, tak mudah untuk mempersiapkan kegiatan skala besar ini.
“Tentunya, mempersiapkan acara dengan skala sebesar ini bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi kami yang masih remaja,” ungkap Raden Prasetya Mahdi Ali Pratama.
“Berbagai tantangan kami hadapi dalam persiapan acara, apalagi waktu persiapan acara ini hanya 1 bulan. Salah satu contohnya adalah masalah biaya. Berbagai cara kami lakukan untuk mengatasi masalah biaya ini. Tim NAARA Projects dan Tim Mangroovy mengatasinya dengan menabungkan uang saku yang didapatkan dari orang tua. Sedangkan tim CareSpark menambahkan dana kegiatan dengan menjual kue dan cemilan yang dibuat sendiri. Kami juga berbagi tugas agar kegiatan ini berjalan lancar. Misalnya Tim NAARA Project lebih fokus pada hal teknis pelaksanaan kegiatan yaitu jumlah relawan yang diperlukan dan alat-alat yang digunakan, sedang kan tim lain membantu menyiapkan konsumsi dan transportasi peserta;” turut Raden.
Agar efektif, para peserta dibagi dalam kelompok.
“Saat acara membersihkan pantai juga ada pembagian kelompok, supaya semua pekerjaan dapat dilakukan secara efektif,” jelas Pacifier Layarda, salah satu pemimpin Mangroovy menambahkan.
Pacifier menambahkan, peserta dibagi menjadi dua kelompok.
“Kami membagi peserta menjadi dua kelompok kerja yaitu kelompok ‘Warrior’ dan ‘Healer’. Kelompok ‘Warrior’ memiliki tugas mengumpulkan sampah. Mereka menggunakan sarung tangan, sepatu bot, dan pencapit sampah. Sedangkan kelompok ‘Healer’ memiliki tugas mencuci sampah-sampah tersebut dengan sabun dan air bersih,” imbuh Pacifier.
Setelah sampah dikumpulkan oleh para peserta, selanjutnya akan dibersihkan dan dipilah.
Terkait hal ini, Quirinus Nikolas Albert Sanders, salah satu anggota CareSpark menjelaskan, hasil sampah yang telah dikumpulkan dan dicuci pada acara ini selanjutnya akan dipilah dan dikemas untuk diberikan kepada perusahaan daur ulang, seperti Rebricks dan Waste4Change.
“Sampah yang diterima oleh Rebricks tersebut, akan didaur ulang menjadi bahan bangunan yang ramah lingkungan. Sedangkan, sampah yang diterima oleh Waste4Change akan diolah menjadi palet plastik atau produk-produk plastik lainnya yang bisa digunakan secara terus menerus”, ujar Nikolas.
Kegiatan sosial dan kepedulian para generasi muda ini, patut menjadi teladan.
Grace dan Chloe selaku ketua Mangroovy menyatakan, “Tujuan kami menggelar acara ini adalah bukan hanya membersihkan pantai tersebut, namun tidak kalah penting, adalah kami ingin meningkatkan kesadaran mengenai isu polusi sampah dan membangun tanggung jawab bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan”.
Pantai Tanjung Pasir 88 terlihat kotor sebelum acara ‘War on Waste’ dilaksanakan.
Sampah-sampah seperti bungkus makanan dan botol plastic, tampak berserakan dimana-mana.
Kotornya pantai ini disebabkan oleh kebiasaan pengunjung dan warga di sekitar pantai yang membuang sampahnya dengan sembarangan di tepi pantai.
Petugas kebersihan kewalahan menangani masalah sampah ini karena banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan.
Nining sebagai pengelola lokasi ini, menyambut baik kegiatan para remaja tersebut.
Ia memberikan ijin kepada Canama untuk berkegiatan, sehingga acara membersihkan sampah dari area pesisir laut hingga area pedagang makanan dapat berjalan dengan lancar.
Hingga kegiatan usai, Canama berhasil mengumpulkan lebih dari 50 kantung sampah.
Langkah ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kebersihan Pantai Tanjung Pasir 88 pada hari yang cerah itu.
Yuk jaga terus kebersihan lingkungan kita...