Laozi: "Jalan yang Dapat Dilalui Bukanlah Jalan Abadi"

Taoisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Dalam dunia filsafat Tiongkok, Laozi dikenal sebagai salah satu tokoh terpenting yang mendirikan Taoisme. Salah satu kutipan terkenalnya, "Jalan yang dapat dilalui bukanlah jalan abadi," mencerminkan prinsip mendasar dalam ajaran Taoisme. Dalam artikel ini, kita akan membahas makna dan implikasi dari kutipan ini, serta relevansinya dalam konteks kehidupan modern.

Persamaan dan Perbedaan antara Stoicisme dan Berbagai Filosofi Timur

Asal Usul Kutipan

Kutipan ini berasal dari karyanya yang paling terkenal, "Tao Te Ching." Dalam kitab tersebut, Laozi menjelaskan konsep Tao, yang merupakan prinsip dasar dari alam semesta dan kehidupan. Dalam konteks kutipan ini, "Jalan" mengacu pada Tao, atau jalan sejati, yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata atau konsep manusia.

Stoicisme dan Buddhisme: Menemukan Kedamaian dalam Dunia yang Penuh Ketidakpastian

Makna Kutipan

Pernyataan ini mengajarkan bahwa Tao, atau jalan sejati, adalah sesuatu yang dinamis dan tidak tetap. Jalan kehidupan selalu berubah, seperti aliran sungai yang terus mengalir. Tidak ada keadaan yang abadi atau kekal dalam kehidupan ini. Segala sesuatu bersifat sementara dan terus berubah seiring waktu.

Titik Temu dan Persimpangan Konsepsi Keadilan Menurut Filsuf Muslim, Yunani, dan China

Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Kutipan ini menekankan pentingnya fleksibilitas, adaptabilitas, dan penerimaan terhadap perubahan dalam kehidupan. Terlalu sering, kita cenderung berpegang pada hal-hal yang konstan dan stabil, tanpa menyadari bahwa kehidupan itu sendiri adalah proses yang dinamis dan berubah-ubah. Dengan memahami bahwa jalan kehidupan tidaklah abadi, kita dapat lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.

Halaman Selanjutnya
img_title