Penting Dipersiapkan Hadapi Zaman Kolosubo Tahun 2025, Salah Satunya adalah Ketahanan Mental!

Ilustrasi
Sumber :
  • IG/pencari_washilah_ilahi

Malang, WISATA – Zaman Kolosubo adalah periode yang diramalkan akan datang pada tahun 2025. Meskipun ramalan ini bersifat mitos dan tidak memiliki dasar ilmiah, kita dapat mengambil inspirasi dari makna yang terkandung di dalamnya.

Tokoh Stoikisme Modern: Dari Ryan Holiday Hingga Donald Robertson, Siapa yang Menginspirasi Dunia?

Menurut Candrasengkala, Zaman Kolobendu yang berlangsung sebelumnya digambarkan sebagai periode konflik dan ketegangan di antara berbagai komponen bangsa, dipicu oleh manipulasi dari figur tak terlihat yang mengendalikan peristiwa dari belakang layar.

Disebutkan oleh Budayawan Jawa, Masud Thoyib Adiningrat, bahwa tahun 1997 adalah tahun tanda dimulainya Zaman Kolobendu, yang ditandai dengan bencana ekonomi yang besar di Indonesia. Metafora tentang "Ayam Jantan Bertarung dalam Kurungannya" mungkin mencerminkan ketegangan dan konflik antar anak bangsa. 

Mengapa Stoikisme Melejit di Kalangan Milenial dan Gen Z? Alasan Filosofi Kuno Kini Jadi Fenomena

Belajar dari makna tersebut diatas, untuk pertimbangkan persiapan menghadapi masa depan berikut beberapa hal penting yang sudah seharusnya dipersiapkan,

1. Ketahanan Ekonomi: Fokus pada stabilitas keuangan pribadi dan keluarga. Simpanan darurat, investasi yang bijaksana, dan pengelolaan utang yang baik dapat membantu menghadapi ketidakstabilan ekonomi.

Kebahagiaan Bukan Sekadar Mendapatkan Apa yang Diinginkan: Belajar Bersyukur ala Marcus Aurelius

2. Kesehatan dan Kesiapan Fisik: Jaga kesehatan tubuh dengan pola makan sehat, olahraga, dan tidur yang cukup. Persiapkan juga pengetahuan tentang pertolongan pertama dan kesiapan menghadapi bencana.

3. Ketahanan Mental dan Emosional: Dari media kita belajar bahwa sudah banyak anak-anak usia muda terganggu mental dan emosional-nya. Ketahanan mental adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan stres dalam hidup. Dari sini perlu adanya pengenalan diri sendiri, menjaga kesehatan fisik, mengelola stress, membuat jaringan dukungan hingga terhubung dengan orang lain atau professional jika tertekan, fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol, hindari overthinking, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya
img_title