Inilah Pertentangan antara Plato dan Kaum Sofis pasca Kematian Socrates
- Handoko/istimewa
Malang, WISATA - Setelah kematian Socrates pada tahun 399 SM, persaingan antara Plato dan kaum Sofis semakin meningkat. Plato, yang merupakan murid Socrates, memiliki pandangan yang berbeda dengan kaum Sofis dalam banyak hal, terutama dalam hal moralitas, pengetahuan, dan keadilan. Pertentangan antara kedua kelompok ini tidak hanya mencerminkan perbedaan filosofis, tetapi juga menggambarkan perdebatan yang mendalam tentang sifat dan tujuan filsafat itu sendiri.
Kaum Sofis adalah sekelompok guru bayaran dan filosof yang terkenal pada masa itu. Mereka dikenal karena keterampilan retorika mereka dan kemampuan untuk mengajarkan keterampilan berbicara dan berdebat kepada siswa mereka. Namun, pandangan mereka tentang kebenaran, moralitas, dan pengetahuan sering kali bertentangan dengan pandangan Plato dan Socrates.
Salah satu persaingan utama antara Plato dan kaum Sofis adalah dalam hal pandangan mereka tentang pengetahuan dan kebenaran. Plato percaya bahwa ada realitas yang lebih tinggi, di luar dunia fisik yang kita lihat, yang dapat diakses melalui pemikiran dan refleksi filosofis. Di sisi lain, kaum Sofis cenderung memandang pengetahuan sebagai sesuatu yang relatif dan bergantung pada pengalaman individual.
Plato dan kaum Sofis juga bertentangan dalam pandangan mereka tentang moralitas. Plato percaya bahwa ada standar moral yang objektif, yang didasarkan pada bentuk-bentuk ideal yang abadi. Di sisi lain, kaum Sofis cenderung memandang moralitas sebagai konvensi sosial yang dapat berubah-ubah dan bergantung pada kebutuhan masyarakat.
Konsep keadilan juga menjadi sumber perselisihan antara Plato dan kaum Sofis. Plato, dalam karyanya "Republik", menggambarkan negara ideal yang diatur oleh seorang filosof-raja yang bijaksana, dengan tujuan menciptakan keadilan mutlak dan harmoni dalam masyarakat. Namun, kaum Sofis cenderung melihat keadilan sebagai sesuatu yang relatif dan tergantung pada kepentingan individu atau kelompok.
Plato sering kali mengeksplorasi dan menantang argumen-argumen kaum Sofis melalui dialog Socrates dalam karyanya. Melalui percakapan antara karakter-karakter dalam dialognya, Plato tidak hanya menyajikan pandangan kaum Sofis, tetapi juga menyajikan kritik dan argumen alternatif yang mendukung pandangannya sendiri.
Pertentangan antara Plato dan kaum Sofis mencerminkan perbedaan mendasar dalam pandangan mereka tentang sifat pengetahuan, moralitas, dan keadilan. Meskipun konflik ini mencerminkan perdebatan filosofis yang mendalam pada masa itu, juga memberikan kita wawasan tentang tantangan dan kompleksitas dalam pemikiran filsafat Yunani kuno. Namun demikian, melalui perdebatan ini, filsafat terus berkembang dan menghasilkan pemikiran-pemikiran baru yang memengaruhi pemikiran manusia hingga hari ini.