Kasus Kusta di Indonesia Terbanyak ke-3 Dunia, Begini Kata Spesialis Dermatologi dan Venereologi

Penyakit Kusta
Sumber :
  • IG/citycouncilorcherrymaygbusa

Jakarta, WISATA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus kusta baru di Indonesia selama periode 2022-2023 mengalami kenaikan. Menurut Kemenkes pada tahun 2023, terdapat 14.376 kasus baru kusta yang dilaporkan di 38 provinsi. Namun, tantangan sebenarnya terletak pada 11 provinsi dan 124 kabupaten/kota yang masih belum mencapai eliminasi kusta. 90% kasus kusta adalah tipe multibasiler, dan 8,20% di antaranya menyerang anak-anak.

Penyakit Kusta Inilah Fakta dan Mitos yang Beredar di Masyarakat

Data ini mencerminkan bahwa penularan kusta masih terjadi di lingkungan yang belum tertangani dengan baik. Sekitar 5,7% penderita kusta telah mengalami disabilitas grade dua, menandakan bahwa penyakit ini telah mencapai tahap lanjut pada sebagian penderitanya. Kemenkes memfokuskan upayanya untuk menemukan penderita kusta sebelum mengalami disabilitas.

Pada tahun 2022, Indonesia pernah menempati posisi ketiga dunia dengan 12.612 kasus baru kusta. Namun, upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan untuk mencapai eliminasi kusta secara nasional. Seluruh masyarakat diharapkan ikut berperan aktif dalam mendukung upaya ini. Dengan kesadaran dan kerjasama yang kuat, Indonesia yakin bisa mengatasi tantangan kusta dan menuju pada eliminasi penyakit ini .

Ada Kapel dan Lampu Gantung Terbuat dari Garam di Tambang Polandia Kuno dengan Danau Bawah Tanah

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran menyebut, posisi pertama untuk kasus terbanyak kusta di dunia adalah India dan Brazil di posisi kedua. Selanjutnya di posisi keempat adalah Kongo dan ke lima Bangladesh. 

Sementara itu, Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika Melani Marissa mengatakan, penyakit kusta di Indonesia semakin memprihatinkan. Selain jumlah kasusnya yang terus naik, pihaknya juga mengklaim stigma penyakit kusta masih ada di masyarakat. Menurutnya, ketiga negara ini memiliki hampir 80 persen kasus kusta di dunia, sehingga tidak hanya menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Tetapi juga di dunia, utamanya di tiga negara tersebut.

DRAKOR: 4 Alasan Mengapa Episode Perdana ‘The Midnight Romance in Hagwon’ Sangat Disukai

Melani juga menjelaskan bahwa penyakit kusta disebabkan oleh kuman atau bakteri yang disebut Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit dan saraf pada seseorang.  Kusta merupakan penyakit menular dengan daya tular yang rendah. Kusta dapat mengenai usia anak hingga lanjut usia (lansia). Jadi penyakit kusta bisa menyerang ke siapa saja. Tetapi kusta sangat sulit menular karna daya tularnya rendah.

Menurut Melani kusta bisa sembuh dan dapat diobati. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit kusta. Kasus kusta harus ditemukan sedini mungkin. Sehingga komplikasi tidak terjadi pada pasien dan tidak menyebabkan disabilitas (cacat) pada pasien. Obat kusta sudah tersedia di fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan gratis. Jadi untuk pasien-pasien yang sudah didiagnosis kusta akan diberikan pengobatan gratis.

Halaman Selanjutnya
img_title