Disebut Khas dari Semarang, ternyata Wingko Babat Berasal dari Daerah Ini, Sudah Tahukah Anda?

Wingko Babat Produksi Loe Lan Ing
Sumber :
  • Instagram/mamagosurabaya

Semarang, WISATA – Bila Anda menyebutkan oleh-oleh khas Semarang, kue yang satu ini tak pernah absen dari daftar. Makanan yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula ini dianggap asli Kota Semarang dan sering dibeli untuk oleh-oleh bila seseorang berkunjung ke Ibu Kota Jawa Tengah ini.

5 Jenis Oleh-Oleh Khas Semarang yang Terkenal Karena Kelezatannya

Meskipun begitu, nama wingko babat sebenarnya mengacu pada suatu daerah kecamatan di sebuah kota di Jawa Timur yaitu Lamongan. Nama kecamatan tersebut adalah Kecamatan Babat. Di sinilah cikal bakal terciptanya kue manis dan legit yang disebut wingko babat.

Dilansir dari news.unair.ac.id, sejarah wingko babat dimulai sejak tahun 1900-an, di mana ada seorang Tionghoa bernama Loe Soe Siang yang membuat wingko untuk pertama kalinya. Loe Soe Siang mempunyai dua orang anak, yang laki-laki bernama Loe Lan Ing dan yang perempuan bernama Loe Lan Hwa. Loe Lan Ing meneruskan pembuatan wingko babat dari ayahnya dan bersama istrinya mendirikan pabrik wingko babat yang pertama yang diberi nama Loe Lan Ing. Pabrik ini sampai sekarang masih ada. 

LAMONGAN: Diresmikan, Planetarium Observatorium Astronomi Karangasem di Lamongan

Generasi ketiga penerus pembuatan wingko adalah anak dari Loe lan Ing, yaitu Go Kiok Nio dan Go Kok Hien. Setelah Go Kiok Nio menikah dan punya anak, yaitu Ibu Kristina yang meneruskan pabrik wingko Loe lan Ing. Sekarang, pabrik tersebut dipimpin oleh Ibu Olivia yang merupakan generasi kelima, anak dari Ibu Kristina dan Bapak Supriyadi Gondokusumo.

Wingko Babat Cap Kereta Api Produksi D. Mulyono

Photo :
  • Instagram/jastip.oleholehsemarang
LAMONGAN: Festival Keleman, Menikmati Tumpeng Gratis dan Menyaksikan Atraksi Jaran Goledhoger

Akan halnya anak Perempuan Loe Soe Siang yaitu Loe Lan Hwa menikah dengan The Ek Tjong (D. Mulyono) mengungsi ke Semarang saat Babat dilanda huru-hara pada 1944, dampak dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.

Halaman Selanjutnya
img_title