Seneca: Persahabatan Sejati Adalah Saling Memahami dan Dipahami
- Cuplikan layar
Malang, WISATA - “One of the most beautiful qualities of true friendship is to understand and to be understood.”
Dalam dunia yang semakin ramai namun terasa sepi, kutipan dari filsuf Stoik Romawi, Lucius Annaeus Seneca, ini menghadirkan kehangatan. Ia menyatakan bahwa salah satu kualitas paling indah dari persahabatan sejati adalah saling memahami dan dipahami. Tidak sekadar hadir secara fisik, tetapi hadir secara batin—mampu membaca isi hati, merasakan apa yang tak diucapkan, dan tetap tinggal meski kata-kata tak lagi mampu menjelaskan.
Di era media sosial yang dipenuhi dengan komunikasi cepat dan respons instan, hubungan antarmanusia sering kali kehilangan kedalaman. Banyak yang bicara, tetapi sedikit yang benar-benar mendengarkan. Banyak yang berkumpul, tapi sedikit yang benar-benar hadir. Maka, nasihat Seneca menjadi penting untuk diingat: persahabatan yang utuh lahir dari saling memahami, bukan sekadar saling mengenal.
Apa Arti Saling Memahami dalam Persahabatan?
Saling memahami bukan hanya soal mengerti perasaan saat seseorang bahagia atau sedih. Lebih dari itu, memahami berarti:
- Menerima kekurangan sahabat tanpa menghakimi
- Mampu merasakan keresahan meski tanpa kata
- Memberikan ruang saat sahabat butuh jeda
- Mengerti tanpa harus selalu memberi nasihat
Sebaliknya, menjadi dipahami adalah pengalaman emosional yang sangat kuat. Ketika seseorang benar-benar melihat dan mengenal kita apa adanya—tanpa topeng, tanpa tuntutan—itu adalah bentuk penerimaan yang menyembuhkan.
Mengapa Saling Memahami Lebih Penting dari Sekadar Kehadiran?