Begini Penjelasan Ilmiah Fenomena “Hari Terpendek” di Dunia pada Juli–Agustus 2025
- pixabay
Jakarta, WISATA – Dalam beberapa dekade terakhir, rotasi Bumi yang biasanya konstan selama 24 jam (86.400 detik) menunjukkan percepatan mikro—menyebabkan “hari” menjadi sedikit lebih pendek dari standar.
Pada Juli dan Agustus 2025, ilmuwan memprediksi akan tercatat hari terpendek dalam sejarah modern.
1. Pengukuran Panjang Hari (Length of Day): Panjang hari (Length of Day, LOD) didefinisikan sebagai selisih antara durasi rotasi Bumi aktual dengan nilai rata-rata 86.400 detik. Pengukuran presisi LOD menggunakan jam atom dan teknik VLBI (Very Long Baseline Interferometry) yang dapat mendeteksi perubahan dalam rentang milidetik.
2. Hasil Pengamatan Terbaru: Berdasarkan data Time and Date dan analis astrofisikawan Graham Jones, tiga tanggal berpotensi memecahkan rekor LOD terpendek pada 2025—yakni 9 Juli, 22 Juli, dan 5 Agustus—karena rotasi Bumi yang sedikit lebih cepat dari biasanya. Sebagai perbandingan, rekor sebelumnya terjadi pada 5 Juli 2024, ketika hari dicatat 1,66 milidetik lebih singkat dari standar 24 jam.
3. Penyebab Percepatan Rotasi: Beberapa faktor fisik diperkirakan mempengaruhi percepatan mikro rotasi Bumi:
- Perubahan distribusi massa akibat pencairan es di kutub, yang membuat bentuk Bumi semakin mendekati sfera sempurna, sehingga kecepatan rotasi meningkat (fenomena seperti peseluncur es yang menarik lengan ke tubuh saat berputar).
- Getaran Chandler (Chandler wobble), yaitu fluktuasi kecil sumbu rotasi Bumi yang mengubah momen inersia secara periodik.
- Variasi massa atmosfer dan arus laut, yang memindahkan momentum sudut antara fluida Bumi dan kerangka padatnya.
- Posisi Bulan terhadap garis khatulistiwa Bumi; ketika Bulan berada cukup utara atau selatan, gaya pasang surutnya dapat mempercepat rotasi mikro planet kita.
4. Implikasi dan Tantangan: