Apa Itu Fear-Setting? Teknik Andalan Tim Ferriss Menghadapi Tantangan
- Cuplikan layar
Anda tidak harus menjadi pebisnis atau penulis terkenal untuk menerapkan fear-setting. Coba luangkan waktu 30 menit saja. Ambil kertas, bagi menjadi tiga kolom. Di kolom pertama, tuliskan semua hal yang Anda takuti jika mengambil keputusan tertentu. Di kolom kedua, tuliskan cara mencegah setiap hal buruk itu. Di kolom ketiga, pikirkan cara untuk memperbaiki situasi jika skenario buruk itu benar-benar terjadi.
Setelah selesai, bandingkan antara risiko yang Anda bayangkan dengan potensi manfaat yang akan Anda dapat jika mengambil tindakan. Sering kali, Anda akan menemukan bahwa ketakutan Anda tidak sebesar bayangan Anda.
Stoikisme dan Akar Filosofis Fear-Setting
Yang menarik, teknik ini bukanlah ciptaan Ferriss semata. Konsepnya berakar dari filosofi Stoikisme, khususnya ajaran tokoh-tokoh seperti Seneca dan Marcus Aurelius. Para filsuf Stoik mengajarkan pentingnya mempersiapkan diri secara mental terhadap skenario terburuk. Mereka percaya bahwa dengan membayangkan hal buruk sebelum terjadi, kita akan lebih siap menghadapinya, dan lebih menghargai apa yang kita miliki saat ini.
Ferriss secara terbuka mengaku banyak terinspirasi oleh Stoikisme dalam membentuk kerangka berpikirnya. Ia bahkan membaca ulang tulisan Seneca setiap pagi untuk menjaga perspektif dan ketenangan batinnya.
Mengapa Teknik Ini Relevan di Era Digital
Di zaman sekarang yang penuh tekanan sosial, persaingan karier, dan informasi berlebih, ketakutan sering datang dalam bentuk yang tidak kentara. Takut kehilangan eksistensi di media sosial, takut gagal memulai bisnis, atau takut tidak mencapai “standar sukses” seperti orang lain.