Bolehkah Kita Memusnahkan Spesies yang Berbahaya? Studi Menyelidiki Etika Kepunahan yang Direkayasa
- pixabay
Kemajuan yang lebih baru mencakup Pelepasan Serangga Khusus Betina dengan Gen Dominan yang Mematikan (fsRIDL), yang mana jantan yang direkayasa secara genetik menghasilkan keturunan yang secara mematikan menargetkan larva betina kecuali jika dibesarkan dalam kondisi khusus. Ditambah dengan gene drive — elemen genetik yang dirancang untuk menyebarkan modifikasi dengan cepat melalui populasi — metode ini menawarkan kemungkinan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memberantas spesies yang menjadi target sepenuhnya. Gene drive dapat mendistorsi genetika populasi secara dramatis sehingga kepunahan spesies menjadi mungkin, prospek yang sedang dipertimbangkan untuk nyamuk dan hewan pengerat invasif.
Di antara pendekatan yang lebih radikal adalah gene drive yang bias terhadap jenis kelamin, yang secara sengaja mendistorsi rasio jenis kelamin populasi spesies, yang sering kali mengakibatkan hampir punahnya betina dan selanjutnya terjadi penurunan populasi. Aplikasi yang diusulkan termasuk menyingkirkan hewan pengerat invasif dari pulau-pulau tempat spesies asli menghadapi ancaman kepunahan. Meskipun berpotensi, teknologi ini mengandung risiko yang melekat: lepasnya gene drive secara tidak sengaja melampaui batas yang dimaksudkan dapat memengaruhi ekosistem secara permanen atau menyebabkan kepunahan total spesies di seluruh dunia, sebuah skenario yang memicu kekhawatiran etika dan lingkungan yang substansial.
Perdebatan seputar kepunahan yang direkayasa bisa dibilang merupakan salah satu yang paling kontroversial dalam biologi konservasi modern. Perdebatan ini menyandingkan keinginan untuk memanfaatkan teknologi guna memecahkan krisis ekologi dan kesehatan yang mendesak dengan konsekuensi kepunahan yang tidak dapat dibatalkan, tindakan terakhir yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pengelolaan spesies yang disengaja.
Seiring dengan semakin akurat dan kuatnya alat genomik, masyarakat harus bergulat tidak hanya dengan kelayakan teknis tetapi juga dengan pertanyaan filosofis yang mendalam tentang peran manusia dalam membentuk masa depan biologis planet ini.