Albert Camus: Menelaah Kekerasan: Keniscayaan yang Tak Pernah Dibenarkan

Albert Camus
Sumber :
  • Cuplikan layar

"Violence is both unavoidable and unjustifiable."
Albert Camus

Mata Panah Prasejarah yang Menancap di Tulang Rusuk Manusia Ungkap Kekerasan di Pyrenees Lebih dari 4.000 Tahun Lalu

Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang kerap dilanda konflik dan pergolakan, kata-kata Albert Camus ini mengandung makna mendalam. Ia menyebut kekerasan sebagai sesuatu yang tak terhindarkan, namun tetap tak dapat dibenarkan. Pernyataan ini bukan sekadar kritik terhadap perilaku manusia yang destruktif, tetapi juga panggilan moral untuk memahami realitas kehidupan dan tanggung jawab kemanusiaan.

Kekerasan: Bayang-bayang Abadi dalam Sejarah Manusia

Zeno dari Citium: “Kita Semua Saling Terhubung; Penderitaan Satu Adalah Penderitaan Semua”

Sejak awal peradaban, kekerasan telah menjadi bagian dari perjalanan manusia. Peperangan, penindasan, pemberontakan, hingga kekerasan dalam rumah tangga — semua menjadi bukti bahwa kekerasan adalah kenyataan pahit yang terus hadir dalam kehidupan sosial.

Namun, Camus tidak berhenti pada pengakuan akan keberadaan kekerasan. Ia menggarisbawahi bahwa meskipun kekerasan tak terhindarkan, ia tetap tidak bisa dibenarkan. Ini adalah posisi moral yang tegas, berani, dan relevan hingga hari ini.

Pandangan Aristoteles tentang Kebajikan dan Moralitas: Jalan Menuju Kehidupan yang Baik dan Bermakna

Ketika Kekerasan Dianggap Solusi: Sebuah Kekeliruan Kolektif

Sering kali dalam sejarah, kekerasan dianggap sebagai “jalan terakhir” untuk mencapai keadilan. Banyak pihak berdalih bahwa tanpa kekerasan, perubahan tidak akan terjadi. Namun Camus menolak logika ini. Bagi dia, tujuan tidak pernah bisa membenarkan cara yang melukai martabat manusia.

Halaman Selanjutnya
img_title