Albert Camus: Refleksi Kesederhanaan dan Tantangan Menjadi Manusia Seutuhnya
- Cuplikan layar
"I don’t want to be a genius — I have enough problems just trying to be a man."
— Albert Camus
Jakarta, WISATA - Albert Camus, sang filsuf eksistensialis asal Prancis, memberikan kita sebuah pernyataan yang sederhana namun sarat makna. Dalam dunia yang seringkali menuntut kita untuk menjadi luar biasa, hebat, dan sempurna, Camus mengingatkan bahwa sesungguhnya tantangan terbesar adalah menjadi manusia seutuhnya.
Mengapa Menjadi “Manusia” Bisa Lebih Sulit dari Menjadi “Genius”?
Di zaman modern ini, label “jenius” sering dikaitkan dengan keunggulan intelektual, kemampuan luar biasa, dan prestasi spektakuler. Banyak orang berlomba-lomba meraih gelar, penghargaan, dan pencapaian yang membuat mereka dianggap “istimewa.” Namun, Camus menegaskan bahwa perjuangan paling nyata bukanlah menjadi genius, melainkan berjuang untuk menjalani kehidupan sebagai manusia biasa — dengan segala kekurangan dan keunikan yang ada.
Menjadi manusia berarti menghadapi berbagai emosi, konflik batin, keraguan, dan dilema moral. Ia berarti berhadapan dengan penderitaan, ketidakpastian, dan kegagalan. Kesederhanaan menjadi manusia tidak selalu mudah, dan butuh keberanian besar untuk menghadapinya.
Kesulitan yang Dialami Saat Berusaha Menjadi Manusia Seutuhnya
Setiap manusia pasti pernah merasa kebingungan, takut, bahkan gagal dalam perjalanan hidupnya. Berusaha menjadi manusia berarti mengakui kelemahan, bertanggung jawab atas pilihan, dan terus belajar dari kesalahan.