Marcus Aurelius: Lakukan Setiap Tindakan Seolah Itu Adalah yang Terakhir
- Cuplikan layar
Keseimbangan Antara Kesibukan dan Kehadiran
Di zaman di mana kesibukan sering dianggap sebagai tanda kesuksesan, filosofi Marcus Aurelius mengingatkan kita untuk hadir secara utuh dalam setiap momen. Bukan berarti menjadi lambat atau pasif, tetapi belajar untuk fokus dan tidak membiarkan diri hanyut dalam kekosongan rutinitas.
“Banyak orang menyadari betapa berharganya waktu justru ketika mereka jatuh sakit atau kehilangan orang yang dicintai,” ujar dr. Erwin Satya, seorang dokter umum yang juga menggemari filsafat klasik.
Ia mengisahkan pengalamannya melihat pasien yang di akhir hidupnya justru menyesal karena terlalu sibuk bekerja, tapi lupa menikmati waktu bersama keluarga. “Kalau kita hidup seperti yang diajarkan Marcus, kita akan lebih banyak menciptakan momen yang layak dikenang.”
Membangun Makna dalam Setiap Aksi Kecil
Hidup seolah setiap tindakan adalah yang terakhir bukan berarti menjadi dramatis atau fatalis. Sebaliknya, itu adalah ajakan untuk tidak meremehkan tindakan kecil—seperti menyapa orang dengan ramah, mendengarkan dengan penuh perhatian, atau menyelesaikan tugas meski tampak sepele.
“Tidak ada tindakan yang benar-benar kecil jika dilakukan dengan hati,” kata Yosua Hartono, penggiat literasi dari Yogyakarta. Menurutnya, masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki akar budaya yang selaras dengan filosofi ini, seperti gotong royong, rasa hormat kepada orang tua, dan nilai ketulusan dalam bertindak.