Anggap Hidup yang Telah Berlalu Telah Usai, dan Jalani yang Tersisa sebagai Bonus” – Pesan Marcus Aurelius
- Image Creator Bing/Handoko
Banyak hal dalam hidup terjadi di luar kendali kita: kelahiran, kematian, penyakit, kehilangan, bencana. Namun, yang sepenuhnya berada dalam kendali adalah bagaimana kita meresponsnya. Inilah kebebasan sejati yang diajarkan Stoikisme – bukan kebebasan dari kondisi, tetapi kebebasan dalam menyikapi kondisi.
Sebuah Perspektif tentang Kematian yang Membebaskan
Menganggap hidup seolah sudah selesai dan kita kini menjalani "bonus kehidupan" bukanlah ajakan untuk menyerah, melainkan cara pandang yang membebaskan. Kita tidak lagi dibebani oleh ambisi yang menyesakkan, tidak lagi terjebak dalam dendam atau iri hati, karena semua itu tampak remeh bagi orang yang merasa telah “mati” dan kini hanya diberi tambahan waktu oleh semesta.
Dalam Meditations, Marcus Aurelius menulis:
"Kematian tersenyum kepada kita semua. Yang bisa kita lakukan hanyalah tersenyum kembali."
Dengan pandangan ini, rasa takut terhadap kegagalan, penolakan, atau kehilangan berkurang secara signifikan. Kita menjadi lebih hadir, lebih sadar, dan lebih menerima hidup sebagaimana adanya.
Filosofi yang Relevan untuk Dunia Modern
Di tengah tekanan hidup modern – target kerja yang ketat, standar kesuksesan yang sempit, dan hiruk-pikuk media sosial – filsafat Stoik memberikan alternatif yang menenangkan: Terima hidup sebagaimana adanya, dan lakukan yang terbaik dengan tenang dan bermakna.