Massimo Pigliucci dan Seni Mengelola Emosi: Rahasia Hidup Tenang dari Filsafat Kuno
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WIATA - Di dunia yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, banyak orang mencari cara untuk mengelola emosi agar tetap tenang dan bijaksana dalam menghadapi kehidupan. Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah Stoicisme, sebuah filsafat kuno yang mengajarkan ketenangan batin dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai situasi. Salah satu tokoh yang aktif menghidupkan kembali ajaran Stoicisme di era modern adalah Massimo Pigliucci, seorang filsuf, ilmuwan, dan penulis ternama yang telah menulis banyak buku tentang bagaimana menerapkan Stoicisme dalam kehidupan sehari-hari.
Stoicisme: Seni Mengendalikan Emosi
Stoicisme berasal dari Yunani Kuno dan dikembangkan oleh filsuf seperti Zeno, Epiktetos, Seneca, dan Marcus Aurelius. Filsafat ini menekankan pentingnya memahami perbedaan antara hal-hal yang berada dalam kendali kita dan yang tidak. Menurut Stoicisme, penderitaan emosional sering kali terjadi karena kita terlalu fokus pada hal-hal yang berada di luar kendali kita, seperti opini orang lain, keadaan ekonomi, atau peristiwa yang tidak bisa kita ubah.
Massimo Pigliucci, dalam berbagai tulisannya, menjelaskan bahwa Stoicisme bukan hanya teori, tetapi juga praktik nyata yang dapat membantu kita menjalani kehidupan yang lebih baik. Menurutnya, seni mengelola emosi bukan tentang menekan perasaan, tetapi memahami bagaimana menanggapinya dengan cara yang lebih bijaksana.
Massimo Pigliucci: Membawa Stoicisme ke Era Modern
Massimo Pigliucci telah menulis berbagai buku yang mengadaptasi prinsip Stoicisme untuk kehidupan modern. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah How to Be a Stoic, yang menawarkan panduan praktis tentang bagaimana seseorang bisa menerapkan ajaran Stoicisme dalam keseharian.
Menurut Pigliucci, ada tiga prinsip utama dalam Stoicisme yang bisa membantu seseorang mengelola emosi dengan lebih baik: