Mengatasi Konflik Sosial di Indonesia dengan Overlapping Consensus: Pelajaran dari John Rawls
- Tangkapan layar
Mengapa Overlapping Consensus Relevan untuk Indonesia?
Indonesia, dengan beragam budaya, agama, dan suku bangsa, merupakan contoh nyata dari masyarakat pluralis yang bisa menghadapi berbagai konflik sosial. Ketegangan antar kelompok agama dan etnis sering kali mewarnai dinamika sosial di Indonesia, baik di tingkat lokal maupun nasional. Meski telah banyak langkah yang diambil untuk menjaga kerukunan, seperti mengadakan dialog lintas agama dan suku, namun tantangan untuk mengelola perbedaan tetap besar.
Overlapping consensus sangat relevan dalam konteks ini, karena konsep ini berfokus pada pencapaian kesepakatan yang bisa diterima oleh semua pihak, meskipun mereka memiliki latar belakang yang berbeda. Di Indonesia, perbedaan agama, budaya, dan pandangan politik sering kali menjadi pemicu konflik. Oleh karena itu, diperlukan dasar prinsip yang bisa menyatukan semua elemen masyarakat dalam satu tujuan yang lebih besar: menciptakan kedamaian, persatuan, dan keadilan sosial.
Prinsip-Prinsip Dasar dalam Overlapping Consensus yang Dapat Digunakan di Indonesia
Untuk mengatasi konflik sosial di Indonesia, overlapping consensus dapat diadaptasi dengan mengedepankan beberapa prinsip dasar yang diterima oleh sebagian besar kelompok masyarakat. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebebasan dan Keadilan untuk Semua
Salah satu prinsip dasar dalam overlapping consensus adalah kebebasan individual, di mana setiap orang memiliki hak untuk memilih keyakinan dan gaya hidup mereka tanpa adanya intervensi dari pihak lain. Di Indonesia, yang memiliki keberagaman agama, suku, dan budaya, penting bagi negara untuk menjaga kebebasan beragama dan berkeyakinan. Setiap individu harus merasa dihormati dalam kebebasan berpendapat dan menjalankan keyakinannya.