Antarmuka Otak-Mesin: Teknologi Invasif yang Menjanjikan Pemulihan Fungsi Otak

Ilustrasi Metodologi AI dalam Diagnostik Penyakit Otak
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Menurut laporan Journal of Neural Engineering (2023), BMI juga telah digunakan dalam terapi rehabilitasi stroke. Teknologi ini membantu merangsang aktivitas neuron di area otak yang rusak, mempercepat proses pemulihan fungsi motorik. Dengan cara ini, pasien tidak hanya mendapatkan bantuan fungsional tetapi juga peluang untuk memperbaiki kondisi otaknya secara permanen.

10 Kutipan Terbaik dari Crime and Punishment: Pelajaran Hidup dari Fyodor Dostoevsky

Teknologi Invasif: Proses dan Tantangannya

Teknologi BMI invasif melibatkan pemasangan elektroda di otak melalui prosedur bedah. Elektroda ini berfungsi sebagai penerima sinyal otak yang kemudian dikirim ke komputer untuk diproses. Salah satu contoh yang terkenal adalah proyek Neuralink, perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk, yang mengembangkan implan otak dengan ribuan elektroda kecil untuk menangkap sinyal neuron secara akurat.

Segudang Kuliner Asyik Otentik, di Kota Gresik, Enak Dilirik, Wajib Dibidik, Ayo Gaskeun!

Namun, teknologi invasif ini tidak tanpa risiko. Dikutip dari Harvard Medical School (2023), risiko utama adalah infeksi pascaoperasi dan kerusakan jaringan otak akibat pemasangan elektroda. Oleh karena itu, pengembangan BMI invasif memerlukan standar keamanan yang sangat ketat untuk memastikan manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin ditimbulkan.

Aplikasi di Dunia Nyata

Relativisme Kebenaran ala Kaum Sofis: Apakah Masih Relevan di Era Digital?

Salah satu kasus nyata penggunaan BMI adalah pada pasien dengan amyotrophic lateral sclerosis (ALS), yaitu penyakit degeneratif yang menyebabkan hilangnya fungsi motorik secara bertahap. Dikutip dari The Lancet Digital Health (2023), seorang pasien ALS berhasil menggunakan BMI untuk mengetik pesan di komputer hanya dengan memikirkan huruf yang ingin diketik. Ini merupakan langkah besar dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gangguan parah seperti ini.

Selain itu, BMI juga mulai digunakan dalam pengembangan prostetik pintar. Lengan atau kaki robotik yang terhubung dengan BMI dapat merespons sinyal otak pengguna, memungkinkan gerakan yang lebih alami. Teknologi ini memberikan harapan besar bagi pasien amputasi untuk mendapatkan kembali kemampuan mobilitas mereka.

Halaman Selanjutnya
img_title