Mengungkap Sejarah dan Pengaruh Dinas Rahasia Cina dalam Buku Karya Richard Deacon
- Cuplikan layar
Tidak hanya itu, buku ini juga menggambarkan bagaimana karya legendaris Sun Tzu, “The Art of War”, memengaruhi filosofi dan strategi intelijen Cina. Konsep-konsep seperti “menyerang tanpa terlihat” dan “menggunakan agen rahasia” dianggap sebagai dasar dari berbagai operasi dinas rahasia hingga era modern.
Deacon juga menjelaskan bagaimana dinas intelijen terus berkembang, terutama selama masa Mao Zedong. Pada periode ini, jaringan mata-mata digunakan tidak hanya untuk melawan musuh eksternal, tetapi juga untuk mengontrol situasi domestik dan mempertahankan kekuasaan Partai Komunis Cina.
Ekspansi Global dan Kontroversi Dinas Intelijen Cina
Salah satu bagian yang paling menarik dari buku ini adalah pembahasan mengenai ekspansi jaringan intelijen Cina ke seluruh dunia. Menurut Deacon, dinas rahasia Cina tidak hanya berfokus pada isu keamanan nasional, tetapi juga pada spionase ekonomi.
Dalam beberapa dekade terakhir, isu pencurian teknologi oleh agen-agen intelijen Cina menjadi perhatian besar bagi negara-negara Barat. Amerika Serikat, misalnya, secara konsisten menuduh Cina melakukan upaya spionase untuk mendapatkan akses ke inovasi teknologi dan data strategis.
Sebagai contoh, pada tahun 2020, pemerintah AS mengumumkan bahwa lebih dari 80 persen kasus spionase ekonomi yang ditangani oleh FBI melibatkan aktor-aktor yang terkait dengan Cina. Tuduhan ini mencakup berbagai sektor, mulai dari teknologi militer hingga kecerdasan buatan.
Namun, pihak Cina sering kali membantah tuduhan ini, menyebutnya sebagai bagian dari propaganda Barat untuk mendiskreditkan mereka. Dalam konteks ini, buku Deacon memberikan perspektif historis tentang bagaimana strategi intelijen Cina telah lama beroperasi dalam bayang-bayang geopolitik global.