Perjalanan Hidup Zeno dari Citium: Dari Citium ke Stoa Poikile, Lahirnya Stoicisme

Zeno dari Citium
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Zeno dari Citium, seorang filsuf yang lahir di Citium, Siprus, sekitar tahun 334 SM, dikenal sebagai pendiri Stoicisme, salah satu aliran filsafat yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah. Stoicisme yang dirumuskannya tidak hanya bertahan dalam era Yunani kuno, tetapi juga menginspirasi banyak orang hingga hari ini. Kisah hidup Zeno penuh dengan perjalanan, pencarian makna, dan komitmen yang teguh terhadap kebijaksanaan, yang akhirnya membawanya ke Athena untuk membangun dasar Stoicisme di Stoa Poikile.

Zeno dari Citium: Filosofi Stoicisme dan Kunci Hidup Bahagia Tanpa Penderitaan

Awal Kehidupan Zeno di Citium

Zeno lahir dan dibesarkan di Citium, sebuah kota di pulau Siprus yang saat itu merupakan koloni Yunani. Citium adalah kota yang dinamis dengan pengaruh budaya dan perdagangan. Di tengah suasana ini, Zeno tumbuh sebagai seorang pedagang yang melakukan perjalanan jauh untuk berdagang barang-barang. Dalam usia mudanya, Zeno adalah pedagang sukses dengan kehidupan yang stabil. Namun, semua berubah ketika ia mengalami peristiwa yang mengubah hidupnya secara drastis.

Kenapa Buku-Buku Stoikisme Modern Seperti Ego Is the Enemy Meledak di Kalangan Anak Muda?

Ketika berada dalam perjalanan bisnis, kapal Zeno mengalami kecelakaan dan karam. Dalam satu malam, ia kehilangan semua harta bendanya. Insiden ini memaksanya mendarat di Athena tanpa kekayaan yang dimilikinya sebelumnya. Situasi ini menjadi titik balik yang membuka jalan baru dalam hidup Zeno—sebuah jalan menuju filsafat.

Perkenalan dengan Filsafat di Athena

Stoikisme di Era Modern: Ryan Holiday dan Tokoh Populer Mengubah Cara Kita Menjalani Hidup

Setibanya di Athena, Zeno mengalami transformasi. Dengan uang yang tersisa, Zeno masuk ke sebuah toko buku di Athena, di mana ia membaca karya-karya filsuf Yunani. Saat ia membaca karya Xenophon yang membahas Socrates, Zeno tertarik dan mulai bertanya-tanya tentang kehidupan dan tujuan manusia. Zeno pun memutuskan untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan.

Di Athena, Zeno berguru pada filsuf terkenal seperti Krates dari Thebes, yang merupakan pemimpin aliran Cynic. Aliran Cynic, yang mengajarkan hidup sederhana dan menolak kekayaan serta kenikmatan duniawi, memengaruhi cara berpikir Zeno. Meski demikian, Zeno merasa bahwa aliran ini tidak sepenuhnya mencerminkan pandangan yang ingin ia ajarkan. Ia mengembangkan filsafat baru yang menggabungkan unsur-unsur ajaran yang sudah ada dengan pemikirannya sendiri.

Pembentukan Stoicisme di Stoa Poikile

Zeno mulai mengajar di sebuah tempat yang disebut Stoa Poikile atau Serambi Berhiaskan Lukisan, yang terletak di pusat kota Athena. Dari tempat ini, ajaran Zeno dikenal dengan nama Stoicisme, yang berasal dari kata “stoa” atau serambi. Stoa Poikile menjadi lokasi penting dalam penyebaran filsafat Stoicisme, tempat di mana Zeno menyampaikan ajarannya kepada para murid yang tertarik pada filsafat baru ini.

Stoicisme yang diajarkan Zeno menekankan pentingnya hidup sesuai dengan alam, mencapai kebahagiaan melalui kebajikan, dan mengendalikan diri dalam menghadapi segala situasi. Filsafatnya mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang bergantung pada kekayaan atau kenikmatan dunia, melainkan pada ketenangan batin yang diperoleh melalui pengendalian emosi dan penerimaan atas apa yang tidak bisa kita ubah.

Prinsip-Prinsip Utama Stoicisme

Stoicisme yang dikembangkan oleh Zeno memiliki tiga prinsip utama: kebajikan, ketenangan, dan rasionalitas. Bagi Zeno, kebajikan adalah sumber dari kebahagiaan sejati. Stoik percaya bahwa hanya dengan menjalani hidup yang penuh kebajikan, seseorang dapat mencapai kebahagiaan. Ketenangan jiwa menjadi tujuan akhir yang dicapai melalui pengendalian diri dan penerimaan terhadap segala hal yang tidak dapat kita kendalikan.

Selain itu, Stoicisme juga mengajarkan pentingnya rasionalitas dan kehidupan yang seimbang. Menggunakan logika dan akal sehat dalam setiap keputusan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan yang stabil. Prinsip ini menjadi dasar Stoicisme, yang bertahan hingga kini dan memberikan pengaruh yang kuat dalam berbagai aspek kehidupan modern.

Pengaruh Zeno dan Stoicisme di Dunia Modern

Warisan Zeno dari Citium dan ajaran Stoicisme telah bertahan lebih dari dua ribu tahun. Di era modern, prinsip-prinsip Stoik seperti ketenangan, pengendalian diri, dan kebijaksanaan menjadi pedoman bagi banyak orang dalam menghadapi stres dan tekanan hidup. Tokoh-tokoh seperti Marcus Aurelius dan Seneca juga memperkaya ajaran Stoicisme, yang akhirnya menarik minat orang-orang di berbagai negara.

Kini, Stoicisme kembali populer dengan penerapan dalam pengembangan diri, psikologi, dan manajemen emosi. Filosofi yang sederhana namun mendalam ini memberi panduan untuk menghadapi tantangan hidup dengan tenang, seperti yang dulu diajarkan Zeno di Stoa Poikile.