Mengapa Aristoteles Menganggap Kebahagiaan Sejati Hanya Bisa Dicapai dengan Kehidupan Bermoral?

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Dalam pandangan Aristoteles, kebahagiaan tidak hanya terkait dengan diri individu tetapi juga erat kaitannya dengan komunitas tempat seseorang hidup. Aristoteles percaya bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Oleh karena itu, kebahagiaan sejati hanya bisa tercapai ketika seseorang berkontribusi kepada kebaikan bersama dalam komunitasnya. Kehidupan yang baik bukan hanya tentang kebajikan pribadi, tetapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dan berperilaku terhadap orang lain.

Kebahagiaan atau Kepuasan? Temukan Perbedaan Menurut Aristoteles dan Teori Eudaimonia-nya

Misalnya, dalam kehidupan masyarakat, keadilan adalah salah satu kebajikan yang sangat penting. Aristoteles berpendapat bahwa hanya melalui keadilan, di mana setiap orang mendapatkan apa yang menjadi haknya, komunitas bisa berkembang dengan baik. Kehidupan yang bermoral melibatkan peran aktif dalam menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera bagi semua.

Apakah Kebahagiaan Hanya untuk Beberapa Orang?

Satu-satunya Hal yang Menghalangi Suksesmu Adalah Dirimu Sendiri – Kutipan Epictetus

Salah satu pertanyaan yang mungkin muncul adalah: Apakah Eudaimonia hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang memiliki kesempatan atau akses ke pendidikan dan pengembangan diri? Aristoteles mengakui bahwa kehidupan yang bermoral memang memerlukan kondisi tertentu, seperti pendidikan, kesejahteraan, dan keamanan. Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan atau situasi yang sulit mungkin lebih sulit mencapai kebahagiaan sejati.

Namun, menurut Aristoteles, setiap orang memiliki potensi untuk mengembangkan kebajikan dan menjalani kehidupan yang bermoral, terlepas dari latar belakang sosial atau ekonomi mereka. Ini berarti bahwa kebahagiaan sejati bisa dicapai oleh siapa pun yang berusaha untuk hidup dengan kebajikan dan integritas moral.

Misteri Ketenangan Socrates: Bagaimana Kematian Menjadi Pintu Menuju Kebijaksanaan?

Relevansi Eudaimonia di Zaman Modern

Walaupun konsep Eudaimonia berasal dari zaman Yunani kuno, gagasan ini masih sangat relevan dalam dunia modern. Di tengah tekanan sosial untuk mencapai kesuksesan material dan kebahagiaan instan, ajaran Aristoteles tentang kehidupan bermoral memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang makna kebahagiaan.

Halaman Selanjutnya
img_title