Mengapa Socrates Tidak Takut Mati: Begini Pandangan Filosofisnya

Suasana Penjara Socrates Jelang Hukuman Mati
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Keberanian Menantang Zaman

Etika Kebajikan Menurut Aristoteles dan Ibnu Sina: Panduan untuk Hidup Bahagia dan Bermakna

Keberanian Socrates menghadapi kematian menunjukkan seberapa dalam keyakinannya pada filsafatnya sendiri. Di hadapan majelis juri yang memutuskan nasibnya, Socrates tidak memohon pengampunan atau berusaha melarikan diri dari hukuman. Sebaliknya, ia berbicara dengan keteguhan dan integritas, menunjukkan bahwa kebenaran dan keadilan lebih penting daripada kehidupan fisik. Hal ini tidak hanya menantang sistem hukum saat itu, tetapi juga memberikan pelajaran bagi generasi masa kini.

Dalam pandangan Socrates, kehidupan yang penuh dengan pengejaran terhadap kebenaran jauh lebih bernilai daripada kehidupan yang dihabiskan untuk mencari keselamatan diri. Filsafatnya, yang menekankan pada pentingnya keberanian dan kejujuran, menantang pandangan dunia yang dominan pada zamannya—dan bahkan pada zaman sekarang—yang sering kali menekankan pada keselamatan pribadi di atas nilai-nilai yang lebih tinggi.

Dari Aristoteles ke Ibnu Sina: Mengapa Filsafat Masih Penting di Zaman Modern?

Mengapa Socrates tidak takut mati? Jawabannya terletak pada keyakinannya bahwa jiwa manusia kekal dan pencarian kebenaran adalah tujuan tertinggi kehidupan. Baginya, kematian bukanlah akhir yang mengerikan, melainkan momen pembebasan dan transisi menuju pengetahuan yang lebih besar. Keberaniannya dalam menghadapi kematian menunjukkan integritas yang luar biasa dan dedikasi yang tak tergoyahkan terhadap prinsip-prinsip yang ia anut.

Pandangan filosofis Socrates tentang kematian terus menantang norma-norma zaman, baik di masanya maupun di zaman modern ini. Dia mengajarkan kita bahwa keberanian, kebenaran, dan hidup yang dipenuhi dengan pemeriksaan adalah esensi dari kehidupan yang bermakna.

“Hanya Mereka yang Bersedia Menanggung Risiko Kehidupan yang Benar-benar Hidup” – Plato