Perjalanan Epik Alexander Agung: Dari Pemimpin Muda Hingga Penguasa Dunia

Alexander Agung di Tengah Pasukan
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Alexander Agung memulai hidupnya seperti banyak pangeran lain di Makedonia. Namun, dalam waktu singkat, ia melampaui batas-batas kemampuannya dan menjadi salah satu penakluk terbesar sepanjang masa. Bagaimana seorang pemimpin muda bisa mencapai dominasi dunia dalam waktu yang begitu singkat? Artikel ini akan mengupas perjalanan epik Alexander Agung, dari masa mudanya hingga ia menjadi penguasa dunia yang tak tertandingi.

Alexander Agung dan Mitologi Kekuasaannya: Apakah Dia Dewa atau Manusia Biasa?

Masa Muda dan Pendidikan di Bawah Aristoteles

Alexander lahir pada tahun 356 SM, anak dari Raja Philip II dan Ratu Olympias. Sejak usia dini, ia sudah menunjukkan bakat yang luar biasa dalam berbagai bidang, termasuk militer dan politik. Namun, salah satu faktor terpenting yang membentuk Alexander adalah pendidikannya di bawah bimbingan Aristoteles, filsuf besar Yunani. Dari Aristoteles, Alexander belajar tentang filsafat, etika, ilmu pengetahuan, serta seni perang.

Rahasia Kehebatan Alexander Agung: Bagaimana Ia Menaklukkan Dunia di Usia Muda?

Pendidikan ini memberinya pandangan yang luas tentang dunia, dan menanamkan keinginan kuat untuk tidak hanya menaklukkan, tetapi juga menyebarkan kebudayaan Hellenistik ke seluruh dunia yang ia kenal. Pengetahuan yang ia peroleh dari Aristoteles menjadi landasan kuat bagi banyak keputusan strategis yang ia buat di kemudian hari.

Mewarisi Tahta Makedonia: Langkah Pertama Menuju Dominasi

Alexander Agung: Jenderal Tak Terkalahkan atau Tiran Berdarah Dingin?

Pada tahun 336 SM, ketika Alexander baru berusia 20 tahun, ayahnya Philip II dibunuh. Dengan kematian ayahnya, Alexander mengambil alih takhta Makedonia. Meskipun usianya masih sangat muda, Alexander dengan cepat menunjukkan bahwa dirinya adalah pemimpin yang cakap. Salah satu tindakan pertamanya adalah menumpas pemberontakan di Yunani dan memantapkan kendali Makedonia atas wilayah tersebut.

Langkah besar berikutnya adalah melanjutkan rencana ayahnya untuk menyerang Kekaisaran Persia. Ini bukan hanya ambisi politik, tetapi juga merupakan dorongan pribadi bagi Alexander, yang ingin mengukir namanya dalam sejarah sebagai penakluk besar. Pada tahun 334 SM, ia menyeberangi Hellespont dengan pasukannya dan memulai kampanye militernya melawan Persia.

Halaman Selanjutnya
img_title