Mengapa Amerika Serikat Menjadi Target Utama Hacker Internasional
- Image Creator/Handoko
3. Kemajuan Teknologi dan Adopsi Digital yang Luas
Selain menjadi pusat ekonomi, AS juga memimpin dalam adopsi teknologi baru, seperti cloud computing, Internet of Things (IoT), dan Artificial Intelligence (AI). Teknologi-teknologi ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan, tetapi juga menciptakan celah yang dapat dimanfaatkan oleh para penjahat siber.
Keterkaitan yang tinggi antara berbagai infrastruktur digital di AS juga memperbesar risiko serangan. Misalnya, serangan siber pada Colonial Pipeline di tahun 2021 menyebabkan gangguan besar pada distribusi bahan bakar di Pantai Timur AS, yang berdampak langsung pada ekonomi nasional dan ketahanan energi negara.
4. Kerentanan pada Sistem Keamanan Siber
Meski AS memimpin dalam inovasi keamanan siber, banyak perusahaan kecil dan menengah di negara ini belum memiliki proteksi yang memadai. Ini menjadikan mereka target mudah bagi para hacker, terutama dalam serangan ransomware. Menurut survei yang dilakukan oleh Cybersecurity Ventures, diperkirakan akan ada satu serangan ransomware setiap 11 detik di seluruh dunia pada tahun 2022, dan sebagian besar serangan ini akan menargetkan perusahaan-perusahaan AS yang belum mengadopsi sistem keamanan terbaru.
5. Tantangan dalam Menghadapi Serangan Siber Internasional
AS telah mengambil berbagai langkah untuk memperkuat pertahanan sibernya. Pemerintah, melalui Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), bekerja sama dengan perusahaan swasta dalam membangun pertahanan yang lebih kokoh terhadap serangan siber. Selain itu, National Security Agency (NSA) terus melakukan operasi ofensif untuk melawan kelompok hacker internasional.