Mengapa Kucing Suka Mengeong pada Manusia? Inilah alasannya

Kucing yang Lucu sangat Menggemaskan
Sumber :
  • Woro Juni D.

Seperti rubah perak, kucing juga telah menyesuaikan vokalisasinya, meskipun dalam jangka waktu yang lebih lama. Bayi manusia bersifat altrikal saat lahir, artinya mereka sepenuhnya bergantung pada orang tuanya. Ketergantungan ini membuat kita sangat peka terhadap panggilan darurat,  mengabaikannya akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia.

Sumatera Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hijau: Pilar Utama Menuju Pembangunan Berkelanjutan 2024

Kucing telah mengubah vokalisasinya untuk memanfaatkan sensitivitas ini. Sebuah studi tahun 2009 oleh peneliti perilaku hewan Karen McComb dan timnya memberikan bukti adanya adaptasi ini. Peserta dalam penelitian ini mendengarkan dua jenis dengkuran. Satu jenis dicatat ketika kucing sedang mencari makanan (mendengkur ajakan) dan jenis lainnya dicatat ketika mereka tidak mencari makanan (mendengkur non-ajakan). Baik pemilik kucing maupun bukan pemilik kucing menilai permintaan mendengkur lebih mendesak dan kurang menyenangkan. 

Analisis akustik mengungkapkan komponen nada tinggi dalam dengkuran ajakan ini, menyerupai tangisan. Tangisan tersembunyi ini memanfaatkan kepekaan bawaan kita terhadap suara-suara kesusahan, sehingga hampir mustahil bagi kita untuk mengabaikannya. 

Pertumbuhan Ekonomi Sumatera 2024 Capai 4,5%, Pendorong Ekonomi Nasional di Tengah Tantangan Global

Namun bukan hanya kucing yang telah menyesuaikan vokalisasinya, kita pun demikian. Saat kita berbicara dengan bayi, kita menggunakan ‘bahasa ibu’, yang lebih dikenal sebagai ‘baby talk’, yang ditandai dengan nada yang lebih tinggi, nada yang berlebihan dan bahasa yang disederhanakan. Bentuk bicara ini membantu melibatkan bayi dan berperan dalam perkembangan bahasa mereka. 

Kami telah memperluas gaya komunikasi ini ke interaksi kami dengan hewan peliharaan, yang dikenal sebagai ucapan yang diarahkan pada hewan peliharaan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kucing merespons bentuk komunikasi ini. Sebuah studi pada tahun 2022 yang dilakukan oleh peneliti perilaku hewan Charlotte de Mouzon dan rekannya menemukan bahwa kucing dapat membedakan antara ucapan yang ditujukan kepada mereka dan ucapan yang ditujukan kepada manusia dewasa. Pola diskriminasi ini sangat kuat ketika ucapan tersebut datang dari pemilik kucing. 

Transformasi Hilirisasi Nikel: Indonesia Siap Menjadi Pusat Produksi Baterai EV Dunia

Penerapan kami terhadap ucapan yang ditujukan kepada hewan peliharaan memperkuat ikatan yang mencerminkan interaksi induk-anak kucing.

Perubahan vokalisasi tidak hanya terlihat pada hubungan kucing-manusia. Dibandingkan dengan nenek moyang serigala, anjing telah memperluas perilaku menggonggongnya untuk berkomunikasi lebih efektif dengan manusia dan seperti halnya kucing, kita menggunakan ucapan yang ditujukan kepada hewan peliharaan saat berinteraksi dengan anjing.

Halaman Selanjutnya
img_title