Racun Tikus telah Menghancurkan Rantai Makanan dan Mengancam Predator di Tingkat Tertinggi
- pixabay
Beberapa predator ini, seperti singa gunung dan serigala abu-abu, biasanya tidak memburu hewan pengerat. Rodentisida bahkan telah terdeteksi pada predator semiakuatik seperti berang-berang sungai, yang biasanya memakan krustasea dan ikan.
Kemungkinan besar karnivora besar seperti serigala mengonsumsi racun tikus dengan memakan karnivora beracun lainnya, seperti rakun dan kucing hutan.
Pergerakan racun ke atas rantai makanan disebut bioakumulasi. Dalam contoh yang paling terkenal, elang botak dan burung pemangsa lainnya terpapar pestisida DDT pada ikan yang mereka konsumsi sebelum AS melarang DDT pada tahun 1972. Banyak spesies yang terkena dampak, termasuk elang botak, elang laut, dan elang peregrine, berkurang drastis selama bertahun-tahun karena dampak DDT pada populasi mereka.
Tikus merusak properti, mencemari makanan, dan menyebarkan penyakit, sehingga mengendalikannya merupakan masalah kesehatan manusia. Namun, penelitian menambah bukti bahwa diperlukan metode pengendalian yang lebih baik untuk mengurangi kebutuhan akan rodentisida antikoagulan.