Cinta dalam Pandangan Filsuf Romawi Kuno Socrates, Pengertian serta Bedanya dengan Romantisme

Socrates dan Xanthippe
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Cinta adalah konsep yang telah menarik perhatian manusia sepanjang sejarah, mulai dari filosof kuno hingga penyair romantis. Salah satu tokoh yang terkenal karena pandangannya tentang cinta adalah Socrates. Meskipun Socrates sebenarnya adalah seorang filsuf Yunani kuno, pemikirannya sangat mempengaruhi filsafat Romawi dan pandangan Barat tentang cinta. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian cinta menurut Socrates serta membandingkannya dengan konsep romantisme yang berkembang di kemudian hari.

Hidup yang Tidak Diuji: Warisan Socrates dan Relevansinya dalam Pencarian Makna Hidup Modern

Pengertian Cinta menurut Socrates

Socrates tidak meninggalkan tulisan apapun, namun pandangannya tentang cinta banyak direkam oleh muridnya, Plato, dalam karya-karyanya, terutama "Symposium" dan "Phaedrus". Dalam dialog-dialog ini, Socrates mengungkapkan pandangannya tentang cinta melalui tokoh-tokoh lain, salah satunya adalah Diotima, seorang wanita bijak yang dianggap sebagai gurunya dalam hal cinta.

Hidup Tanpa Refleksi: Bagaimana Socrates Menjadi Inspirasi Filsafat Makna Hidup Modern

Cinta sebagai Pencarian Keindahan

Socrates, melalui Diotima, menjelaskan bahwa cinta (eros) adalah dorongan untuk mencari dan mengejar keindahan. Menurutnya, cinta dimulai dari ketertarikan fisik terhadap individu tertentu, namun seiring waktu, cinta ini berkembang menjadi apresiasi terhadap keindahan yang lebih abstrak dan universal. Akhirnya, cinta tersebut mengarah pada pencarian kebenaran dan kebijaksanaan tertinggi.

Pengaruh Socrates: Bagaimana Konsep Hidup yang Diuji Membentuk Filsafat Kontemporer

Tangga Cinta (Ladder of Love)

Salah satu konsep terkenal dari Socrates tentang cinta adalah "Tangga Cinta". Proses ini dimulai dari cinta terhadap keindahan fisik, lalu berkembang menjadi cinta terhadap jiwa dan pikiran seseorang, kemudian cinta terhadap keindahan dalam bentuk seni dan hukum, hingga mencapai cinta terhadap keindahan dalam bentuk pengetahuan dan kebijaksanaan tertinggi. Pada puncaknya, seseorang akan mencintai "Keindahan Itu Sendiri", yang bersifat abadi dan murni.

Halaman Selanjutnya
img_title