Sewa Pacar Jadi Alternatif Para Jomblo? Mosok, Sih?

Sewa Pacar Jadi Alternatif Para Jomblo? Mosok, Sih?
Sumber :
  • pexels

Wisata – Fenomena sewa-menyewa pacar bagi para jomblo, sepertinya semakin marak. 

PIALA ASIA 2025: 26 Pemain Dipanggil Gabung Timnas U-20, Ada Mathew Baker

Dengan adanya jasa penyewaan pacar. maka para jomblo tidak perlu malu bila ada undangan baik itu undangan reuni, pernikahan atau undangan lainnya.

Penyewaan jasa pacar, saat ini sedang tren dan viral di media sosial baik seperti di Twitter, Facebook atau Instagram. 

BALI: Wisata Gastronomi di Ubud, Tonjolkan Cita Rasa Nusantara

Sewa pacar ini tidak hanya dapat kita saksikan di drama korea berjudul “Love in Contract”, drama Korea yang dibintangi oleh Kim Jae Young, Park min Young dan Go Kyung Pyo yang menjadi peran utama.

Sewa Pacar yang ada di Indonesia, konon hanya ada di kota-kota besar seperti di Yogyakarta, Bandung , Malang dan Surabaya. 

UMP 2025: Update...Ini Daftar UMP 2025 sejumlah Provinsi di Indonesia, Jawa Tengah Terendah, Rp2.169.349

Layanan yang diberikan bisa secara online maupun offline. 

Layanan online, misalnya hanya sekedar ngobrol dan curhat, baik via chat di telegram atau melalui voice call dan video call.  Bisa juga layanan online untuk membangunkan dari tidur atau menemani ngobrol menjelang tidur.

Sedangkan layanan offline, dapat berupa kencan sehari, menemani makan malam, atau pergi nonton, menemani ke suatu acara seperti undangan pernikahan atau reuni.

Tarif yang diberikan untuk layanan sewa pacar pun, bervariasi.

Misal jika hanya dengan bergandengan tangan, tentu akan berbeda bila ada tambahan memeluk atau berciuman. 

Walaupun pacar sewaan ini dapat diperlakukan sesuai dengan harga layanan, tetapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh klien.

Adapun syarat yang ditetapkan oleh jasa sewa pacar adalah:

-          Klien yang menyewa jasa sewa pacar harus bersih dan rapih

-          Tidak boleh memaksa untuk berhubungan seks

-          Berkelakuan baik

-          Tidak ada negosiasi harga yang telah ditetapkan ataupun perlakukan layanan karena harus sesuai dengan harga yang telah dipesan dan disepakati.

-          Tidak ada pengembalian uang bila klien membatalkan pesanan sewa pacar dengan alasan apapun

-          Ada minimal down payment - DP atau uang muka yang harus diberikan

-          Klien harus mengeluarkan uang di luar sewa yang telah disepakati.  Pengeluaran tersebut seperti makanan, transport, nonton bioskop, dan sebagainya.

Sewa pacar, awalnya terjadi di Jepang karena orang-orang Jepang yang bekerja keras tanpa peduli waktu, bekerja hingga larut malam sehingga interaksi sosial untuk mencari pacar sangat kurang.

Dari Jepang, gaya hidup ini akhirnya melanda ke negara lain salah satunya negara Indonesia. 

Walaupun bagi banyak orang, jasa sewa pacar ini terkesan tidak sesuai dengan norma, agama dan budaya Indonesia. 

Para pacar sewaan juga tetap menganggap bahwa apa yang dilakukan, bukan merupakan bagian dari prostitusi. Mereka pun tidak akan pernah mau disebut sebagai pekerja seks komersial.

Berbeda dengan penjelasan yang disampaikan oleh kriminolog, pandangan berbeda diungkapkan pakar perilaku abnormal Haniva Hasna (Iva) di  kanal vlognya Aiman Wicaksono .

Iva menjelaskan, saat ini remaja yang masuk ke agensi sewa pacar ini memberikan layanan tanpa ingin diketahui identitas aslinya.  

“Jadi disesuaikan dengan pacar sewaan ini ngefans dengan tokoh tertentu sehingga menggunakan profil photo orang yang dia suka”, jelasnya.

Selanjutnya pihak agensilah, yang akan mencarikan klien.

Lantas berapa tarif yang ditetapkan?

Untuk tarif yang paling murah adalah Rp7.000 sehari.

Taruf ini, hanya untuk layanan berupa ngobrol atau chat.

Paket berikutnya adalah melakukan pembicaraan yang lebih mendalam.

Selanjutnya, paket berikutnya nonton, dan menggunakan aplikasi. 

Paket yang terakhir yang paling tinggi tarifnya, yaitu Rp27 ribu adalah hubungan seksual - tanpa adanya penetrasi tetapi menggunakan alat (sex toys), dilakukan hanya dengan chat tanpa suara.

Pihak agensi sewa pacar, banyak yang berstatus sebagai mahasiswa.  

Istilah kasarnya, mahasiswa ini menjadi germo. 

Hal ini terjadi, menurut Iva, karena adanya pandemic Covid-19 sehingga banyak orang yang senang berada di dalam kamar dan tidak berinteraksi secara sosial