Menulis Surat, Hobi yang Tertelan oleh Kemajuan Zaman
- pexels/suzy hazelwood
Makassar, WISATA – Hobi menulis memiliki spektrum yang sangat luas. Ada orang yang hobi menulis surat, menulis status FB, menulis diary, menulis cerpen, menulis artikel, dan macam-macam lagi. Hobi menulis surat masih bisa terbagi-bagi lagi menjadi berbagai spesifikasi, misalnya menulis surat kepada teman, menulis surat kepada presiden, menulis surat kepada artis, atau menulis surat cinta.
Hari gini siapa yang masih hobi menulis surat sih? Menulis surat adalah hobi yang tertelan oleh kemajuan zaman, di mana surat tergantikan oleh pesan Whats App (WA). Obrolan persahabatan dalam sebuah surat, mungkin harus menunggu satu hingga dua minggu sampai surat itu berbalas, tergantung dari jarak kota antara si pembuat surat dan penerima surat. Namun obrolan dalam sebuah pesan WA, dapat dibalas detik berikutnya setelah pesan terkirim, asal di penerima pesan sedang online dan sedang membuka aplikasi WA pada ponselnya.
Remaja tahun 80-an mungkin sebagian besar menikmati asyiknya bersurat-suratan. Majalah-majalah anak-anak maupun remaja yang terbit pada masa itu biasanya memiliki rubrik khusus sahabat pena. Bagi mereka yang ingin masuk dalam rubrik tersebut dapat mengirimkan foto, alamat, hobi, dan mungkin kata-kata mutiara atau motto hidup tergantung format tiap majalah.
Setelah profil seseorang terpampang dalam rubrik sahabat pena, biasanya tak lama akan ada banyak surat yang datang untuk berkenalan dan menjalin persahabatan. Tak jarang hubungan persahabatan berkembang menjadi percintaan jika sahabat pena berlainan jenis, namun banyak juga yang tetap menjadi sahabat selama bertahun-tahun karena niat mengirimkan surat memang murni niat untuk bersahabat saja.
Walaupun zaman sekarang ini mungkin sudah tidak ada lagi orang yang saling berkirim surat, sebenarnya menulis surat memiliki banyak manfaat, yaitu:
1. Membuat orang tidak cepat lupa
Biasanya topik yang dibicarakan dalam surat kepada sahabat pena adalah kejadian sehari-hari selama satu hingga dua minggu terakhir. Menceritakannya pada sahabat pena membuat kita memikirkan hari-hari yang telah lalu dan mengambil sari-sari penting dari berbagai kegiatan kita yang akan kita ceritakan pada si sahabat pena.
2. Melatih syaraf motorik halus
Menulis dengan tangan akan melatih syaraf motorik halus dan membuat tulisan tangan kita lama-kelamaan menjadi bagus. Melatih syaraf motorik halus tidak hanya bermanfaat untuk syaraf tangan, namun mempengaruhi keseluruhan fungsi tumbuh kembang manusia.
3. Melatih kesabaran
Surat tidak sama dengan pesan WA, sehingga kita dilatih untuk bersabar menunggu surat yang kita kirimkan (melalui pos) sampai ke tangan teman kita, dan sabar menunggu teman kita membalasnya serta mengirimkan balasannya ke alamat kita. Waktu 1 – 2 minggu bukanlah sebentar. Karena itulah orang yang hobi menulis surat biasanya memiliki banyak sahabat pena, sehingga ketidaksabaran menunggu balasan surat dapat diatasi dengan menulis surat kepada yang lain, atau menunggu surat dari sahabat yang lain lagi.
4. Menambah perbendaharaan kosa kata
Akan sangat membosankan jika gaya menulis surat kita seperti ini: “Saya kemarin membantu ibu di dapur, kemudian saya jalan-jalan sama adik. Adik nakal sekali karena berteriak-teriak minta es krim. Saya malu.”
Tentu sahabat kita akan lebih tertarik jika kita menambahkan beberapa kosa kata untuk memperkaya cerita kita seperti ini: “Weh, seharian kemarin hampir naik darahku ke otak dan nggak turun-turun lagi. Kau tahu kenapa? Karena setelah berjumpalitan membantu ibu memasak pangi bumbu santan di dapur, aku disuruh menjaga adikku. Kau tahu kan, adikku sangat lasak. Ia berteriak-teriak seperti anak tantrum di tengah jalan karena mau es krim, sedangkan aku tak membawa uang sepeser pun. Entah mau kutaruh di mana mukaku ketika wajah-wajah kepo menonton kami berdua.”
5. Melatih cara mengembangkan imajinasi
Imajinasi saat menulis surat? Ngibul, dong? Tentu tidaklah. Kadang kita akan mengambil tema-tema yang membuat kita berandai-andai dalam menulis surat, bukan. Misalnya sahabat kita bertanya apa sebenarnya cita-cita atau keinginan terdalam untuk masa depanmu? Lalu kita menjawab di dalam surat dengan bumbu imajinasi.
“Rana, sebenarnya keinginanku sederhana saja. Aku mau jadi petani wanita yang memiliki kebun luas. Tidak luas-luas amat tapi cukup membuat perutku, perut suami dan anak-anakku kelak tak pernah merasakan lapar. Di kebunku itu aku memanen tomat, terung, cabai, pisang, sayuran, dan buah-buahan. Lalu suamiku memanen ikan lele dan nila dari kolam kami. Si sulung anakku kebagian mengumpulkan telur yang dihasilkan oleh ayam-ayam kami, dan si bungsu memanen jamur di rumah jamur. Tiap hari kami makan dari hasil kebun, dan sisanya kami jual di pasar untuk dibelikan beras … bla bla bla …"
6. Menambah teman
Hobi menulis surat dan menjalin persahabatan jarak jauh tentu akan menambah teman di seluruh pelosok negeri. Lebih bagus lagi kalau ada sahabat pena yang domisilinya di luar negeri. Siapa tahu suatu saat bisa bertemu muka dan saling mengunjungi.
Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk menghidupkan kembali hobi menulis surat?