EET SJAHRANIE, Selamat Ulang Tahun....3 Februari 2024
- FB: All Access Global ROCK Stream
Jakarta, WISATA – Eet Sjahranie dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada 3 Februari 1962 dengan nama Zahedi Riza Sjahranie.
Eet adalah putra dari Abdoel Wahab Sjahranie, mantan Gubernur Kalimantan Timur periode 1967-1977.
Cerita tentang Eet yang belajar main gitar dari seorang juru parkir di depan sekolahnya di Samarinda, Kalimantan Timur, memang sudah santer diketahui khalayak luas.
Seberapa besar pun ilmu yang Eet dapatkan dari tukang parkir ini, jelas tidak akan berkembang bila tidak ada passion dan kegigihan yang ia miliki.
Usahanya untuk belajar bermain gitar, pun memiliki titik temu ketika Eet kecil berkesempatan mengunjungi sang kakak, yang mahir bermain gitar akustik, yang sedang menjalani studi di Jakarta.
Gitar akustik merupakan instrumen bersenar pertama yang Eet pelajari.
Tangan dinginnya semakin menjadi-jadi ketika ia mengenal gitar elektrik.
Gitar pemberian orangtuanya ini, membuat Eet melakukan eksplorasi sound dan merambah gaya bermain yang lebih sadis.
Siapa yang tak kenal sound gitar ala Eet yang galak dan garang itu?
Eksplorasinya bahkan terus berkembang seiring jam terbang yang semakin tinggi, hingga saat ini.
Sejak kecil, Eet memang terbiasa memutar lagu dari band-band papan atas dunia seperti Deep Purple, AC/DC, Jimi Hendrix, Led Zeppelin, The Beatles, hingga Bee Gees.
Namun bila ditanya siapa yang membuatnya tertarik untuk belajar bermain gitar, Eet akan menyebut band legendaris Indonesia, Koes Plus.
Karir gitar Eet dimulai, ketika ia melanjutkan sekolahnya di Perguruan Cikini.
Ia membentuk sebuah band dan mengikuti sebuah festival band se-Jakarta.
Eet menunjukkan bakatnya dan mencetak prestasi sebagai gitaris terbaik, sedangkan bandnya menduduki peringkat kedua festival tersebut.
Jalan karir Eet semakin terang, ketika ia bertemu dengan Iwan Madjid yang mengenalkannya dengan musisi top tanah air seperti Fariz RM dan Darwin.
Mereka pun akhirnya membentuk sebuah band bernama WOW.
Namun sayang, sebelum WOW merilis album, Eet lebih dulu berangkat ke Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat, Eet menimba ilmu di Workshop Recording Sound Engineering di Chillicote, Ohio selama tiga bulan.
Kemampuan Eet pun makin berkembang pesat begitu pulang ke tanah air.
Ia langsung membantu Fariz RM dalam menggarap album Barcelona.
Dia juga diajak oleh Fariz RM untuk membentuk grup Superdigi.
Eet juga terlibat dengan beberapa proyek artis lainnya, antara lain Ekki Soekarno Project, Ita Purnamasari, Gank Pegangsaan, Mel Shandy, Hesty Brizha, Ahmad Albar, Ali Akbar, Jingga, Lilo (gitaris Kla Project) dan masih banyak lagi.
Permainan gitar Eet yang agresif memberikan nafas segar dalam album Raksasa (1989) milik God Bless.
Meskipun demikian, kontribusi Eet untuk God Bless tidak bertahan lama.
Dia juga membentuk band Cynomadeus dengan Iwan Madjid, Arry Syaff, Todung Pandjaitan dan Fajar Satritama yang meghasilkan satu album pada tahun 1990.
Puncak curahan musikalitas, Eet tuangkan dalam proyeknya bersama Ecky Lamoh dalam grup rock EdanE.
Lewat proyek yang tidak lain merupakan dua inisial dari penggagas, Eet dan Ecky ini, ia menorehkan sejarah dalam musik rock Indonesia 1990-an.
Track “Ikuti” dari EdanE menjadi tembang tak terlupakan dari album The Beast (1992).
Eet menjadi kunci dari hawa musik garang berdistorsi dari nomor-nomor hits dari EdanE.
Lewat EdanE pula, nama Eet semakin dikenal dan disegani sebagai gitaris handal.
Bersama EdanE yang mengalami bongkar-pasang personil, Eet telah merilis tujuh album, mulai dari The Beast yang menjadi debut album mereka, hingga album Edan yang dirilis tahun 2010 lalu.
Selamat ulang tahun, semoga sehat selalu....terus berkarya....
(Sumber: FB: All Access Global ROCK Stream)