KAGAMA: Melihat “Cakrawala”, Parade Tari dan Budaya Nusantara dari Kagama Beksan Jabodetabek

Seluruh Pendukung Pementasan Cakrawala Berfoto Bersama
Sumber :
  • Christiyanto

Jakarta, WISATA Tahun 2023, bakal menjadi pertaruhan penting untuk Kagama (Keluarga Alumni Gadjah Mada) Beksan Jabodetabek.

Hari Malaria Sedunia Diperingati Tiap 25 April, Indonesia Targetkan Bebas Malaria Tahun 2030

Kagama Beksan Jabodetabek, komunitas seni dan budaya di Pengurus Pusat Kagama (PP Kagama) ini mencoba menghadirkan realita pergulatan pemikiran lintas generasi dalam menyikapi keberagaman sekaligus memaknai seni budaya Nusantara.

 

Libur Lebaran 2025 di TMII: Perayaan Budaya Nusantara yang Meriah dan Berkesan

Gladi Kotor Pementasan Cakrawala, Minggu (06/08/2023)

Photo :
  • Hepi Sih Rudatin

 

Mengenal Pohon Gaharu: Emas Hijau yang Ditanam oleh Kasau untuk Dukung Pelestarian Lingkungan di Lanud Silas Papare

Keinginan itu tidak main-main, dan sangat diperjuangkan dengan kesungguhan yang nyata.

Inilah yang terlihat saat perhelatan gladi kotor pementasan "Cakrawala" pada hari Minggu (06/08/2023) di Gedung Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat.

Pementasan “Cakrawala” akan digelar pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023, mulai pukul 19.00 WIB di Auditorium Teater Gedung Pewayangan Kautaman Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Menurut produser “Cakrawala”, Belinda Arunarwati Margono, tujuan pementasan “Cakrawala” adalah untuk mengekspresikan semangat seni dan budaya yang selama ini, seolah-olah hanya dilakukan oleh para pelaku seni.

 

Produser Cakrawala, Belinda Arunarwati Margono

Photo :
  • Christiyanto

 

“Kami semua yang ada di sini, sebetulnya profesional dari beragam profesi, maksudnya adalah kumpulan pegawai-pegawai, anak sekolah SMP dan SMA. Kita ingin mengajak semuanya mencurahkan seni,” ujar Belinda saat ditemui Minggu.

Bahkan, ada pula yang merupakan satu keluarga.

“Jadi, misalkan ibunya nari, anaknya dua nari, atau bapaknya nari, anaknya juga ikut nari. Pokoknya ini semua adalah acara yang kita coba, agar menjadi satu kesatuan, termasuk dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga, bahwa kita semua bisa menjadi penjaga seni dan budaya negeri ini,” tambah Belinda.

Gladi Kotor Pementasan

Photo :
  • Dok. Kagama Beksan Jabodetabek

Diksi “Cakrawala” dipilih karena mampu mewakili keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia.

“Kenapa harus “Cakrawala”, karena kita ingin menceritakan, bahwa Indonesia itu tidak hanya Jakarta, Indonesia itu tidak hanya Jawa, Indonesia itu dimulai dari Sabang sampai Merauke. Kita mencoba mengangkat tari-tarian yang tidak banyak diketahui orang. Artinya, kita tahu tapi jarang muncul. Nah, “Cakrawala” bisa menunjukkan cara pandang tersebut, bisa mewakili itu,” jelas Belinda.

Gladi Kotor Pementasan Cakrawala, Minggu (06/08/2023)

Photo :
  • Dok. Kagama Beksan Jabodetabek

Selama durasi 90 menit, “Cakrawala”bakal menampilkan 8 tarian yang berasal dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia.

Yang pertama adalah tari Kinang Kilaras dari Betawi.

“Karena menggambarkan bahwa kita dari ibu kota Jakarta. Tetapi kita ingin selalu mengenang bahwa sebetulnya, kita itu adalah negara maritim yang luar biasa. Makanya tarian kedua adalah tari Kipas dari Bugis yang menggambarkan pelaut-pelaut Bugis yang memang luar biasa,” terang Belinda.

Kemudian disusul tari Gending Sriwijaya.

“Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu negara maritim yang luar biasa pada zaman dahulu. Lalu, kita angkat budaya yang selalu kita banggakan, yaitu Bali. Tari Legong Bali, itu juga salah satu yang terus kita jaga,”

Gladi Kotor Pementasan

Photo :
  • Christiyanto

Setelah itu, Belinda menambahkan,”Kita pindah ke Jawa ya, ada gambaran bahwa dulu kita tuh dijajah, lalu muncul tarian yang namanya tari Glipang. Sebetulnya ini tari rakyat yang menggambarkan kondisi ketika dijajah Belanda dan terhimpit, mereka bisa bersatu lalu menarikan dan menggambarkan semangatnya.”

Selanjutnya, adalah ke Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu tari Tifa yang menggambarkan semangat.

Gladi Kotor Pementasan

Photo :
  • Dok. Kagama Beksan Jabodetabek

Disusul tarian yang menggambarkan kondisi kekayaan kita yang lain yaitu hutan dan sumber daya alam.

“Nah itu, masuk ke Papua sama Kancet Banguntawai. Memang semua itu ada ceritanya, kenapa kami memilih tari-tarian itu, kita ingin merangkai tidak ingin tariannya itu cuma tarian satu – dua, masuk keluar, masuk keluar, nggak, tapi kita rangkai dalam satu kemasan,” papar Belinda.

Seluruh Pendukung Pementasan

Photo :
  • Christiyanto

Sangat menarik ya….Jadi, siapkan waktu malam Minggu kalian untuk menjadi saksi perhelatan spektakuler nanti, 12 Agustus 2023. Jangan sampai terlewat…