Film Oppenheimer karya Christopher Nolan: Kisah Tragis di Balik 'Bapak Bom Atom' yang Mengubah Sejarah Dunia
- Image Creator/Handoko
Sebagai direktur ilmiah proyek, Oppenheimer memikul tanggung jawab besar. Dalam film Oppenheimer, kita melihat bagaimana tekanan untuk mencapai keberhasilan memengaruhi kondisi mental dan emosionalnya. Cillian Murphy, yang memerankan Oppenheimer, berhasil menunjukkan kompleksitas emosi seorang ilmuwan yang berada di antara kebanggaan atas pencapaian ilmiah dan rasa bersalah atas kehancuran yang diakibatkan temuannya.
Trinity Test: Momen Mengguncang Dunia
Salah satu momen paling ikonis dalam film Oppenheimer adalah adegan Trinity Test, uji coba bom atom pertama yang dilakukan pada 16 Juli 1945 di Gurun Jornada del Muerto, New Mexico. Ledakan dahsyat itu bukan hanya simbol keberhasilan ilmiah tetapi juga awal dari era senjata nuklir yang mengubah dinamika geopolitik dunia.
Setelah keberhasilan uji coba ini, bom atom digunakan dalam serangan di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945. Dampaknya sangat menghancurkan, menewaskan ratusan ribu orang dan meninggalkan trauma berkepanjangan bagi Jepang. Meski langkah ini mengakhiri Perang Dunia II, hal itu meninggalkan beban moral yang besar bagi Oppenheimer.
Dalam salah satu kutipan terkenalnya, Oppenheimer mengutip Bhagavad Gita, "Now I am become Death, the destroyer of worlds." Kalimat ini mencerminkan rasa bersalah yang mendalam atas kehancuran yang disebabkan oleh karya ilmiahnya.
Sisi Gelap Kehidupan Oppenheimer
Setelah perang berakhir, Oppenheimer menjadi salah satu tokoh yang lantang menyuarakan kontrol senjata nuklir. Ia bahkan menentang pengembangan bom hidrogen, senjata nuklir yang jauh lebih dahsyat. Namun, sikap kritisnya terhadap pemerintah Amerika Serikat membuatnya menjadi sasaran politisasi dan pengawasan ketat.