Indonesia perlu Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2 sudah Menyebar ke Singapura

ilustrasi pencegahan penularan Covid-19
Sumber :
  • kemlu.go.id

Jakarta, WISATA – Covid-19 masih terus berkembang. Saat ini Indonesia perlu mewaspadai penyebaran Covid-19 varian KP.1 dan KP.2,  karena, Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 sedang menyebar di Singapura

82% Milenial Singapura Lebih Pilih Melajang, Alasannya Bikin Kaget!

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan terjadi peningkatan kasus Covid-19 selama 28 April - 11 Mei 2024. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan varian tersebut merupakan subvarian turunan Omicron JN.1. 

“Pemerintah Singapura melaporkan proporsi sublineage didominasi oleh sublinegae KP.1 dan KP.2. Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura, bahwa dua subvarian ini menjadi lebih menular ataupun menjadi lebih dapat menyebabkan sakit berat, dibandingkan dengan varian yang lainnya,” kata Syahril di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Menyoroti Tren: 8 Dari 10 Anak Muda Singapura Lebih Pilih Melajang

Rata-rata kasus yang masuk rumah sakit di Singapura mengalami kenaikan dari 181 kasus menjadi 250 kasus. Namun, rerata kasus yang masuk ICU harian tetap rendah, sekitar 2-3 kasus. Secara global, subvarian JN.1 telah mendominasi di sebagian besar negara yakni 54,3 persen. Secara lokal, varian KP.1 dan KP.2 saat ini mencapai lebih dari dua per tiga kasus Covid-19 di Singapura. 

Sementara itu, varian KP yang terdeteksi di ASEAN tidak hanya bersirkulasi di Singapura. Varian ini juga ditemukan juga di Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Sampai Mei 2024, kasus Covid-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Sedangkan subvarian KP, belum ditemukan.

VIRUS NIPAH: Dua Orang di India Terinfeksi Virus Nipah, Kemenkes Tingkatkan Kewaspadaan

Varian KP.1 dan KP.2 merupakan bagian dari keluarga baru varian SARS-CoV-2 yang dikenal sebagai FLiRT, yang mencakup beberapa strain terkait yang muncul dari garis keturunan varian Omicron JN.1. Varian-varian ini terkenal karena mutasi spesifik pada protein lonjakannya yang memengaruhi cara virus berikatan dengan sel dan menghindari sistem kekebalan.

Dilansir dari Hopkins Public Health, KP.2 telah menjadi varian yang signifikan, mencakup sekitar 25% kasus baru di AS pada akhir April 2024. Varian ini lebih bersifat menghindari kekebalan dibandingkan varian pendahulunya, namun sedikit kurang menular dibandingkan varian sebelumnya. JN.1, memungkinkannya menyebar lebih stabil dari waktu ke waktu.

Sementara University at Buffalo menyebutkan bahwa karakteristik KP.1 memiliki kesamaan sifat dengan KP.2 namun penyebarannya belum meluas.

Gejala KP.1 dan KP.2 mirip dengan varian COVID-19 terbaru lainnya, antara lain sakit tenggorokan, pilek, batuk, demam, nyeri otot, sakit kepala, kesulitan bernapas, kelelahan, dan gangguan gastrointestinal.

Vaksin yang ada saat ini, terutama yang berbasis varian XBB.1.5, masih memberikan perlindungan terhadap penyakit parah yang disebabkan oleh varian baru ini. Disarankan untuk melakukan tes rutin dan melakukan tindakan pencegahan, terutama bagi individu yang berisiko tinggi, seperti orang lanjut usia dan orang dengan sistem imun yang lemah