Belajar Jadi Pendeta, Wanita Ini Malah Mantap Mualaf dan Berhijab

Paris (Mualaf)
Sumber :
  • tvonews.com

Jakarta, WISATA - Seorang wanita bernama Paris memutuskan untuk memeluk agama Islam ketika sedang mengejar pendidikan sebagai seorang pendeta. Keputusannya untuk menjadi mualaf terjadi saat dirinya tengah mempelajari teologi agama Kristen.

Perang Troya: Cinta, Pengkhianatan, dan Tragedi yang Mengubah Sejarah!

Paris, yang bekerja di kepolisian, awalnya bercita-cita menjadi pendeta setelah lulus SMA. Namun, satu tahun setelahnya, ketika sedang menjalani studi teologi agama Kristen, dia memutuskan untuk masuk Islam.

Menurut Paris, perjalanannya mendapatkan hidayah dimulai ketika dia belajar teologi agama Kristen dan banyak pertanyaan serta kontradiksi muncul dalam pemahamannya. Dia kemudian bertemu dengan temannya yang beragama Islam, dan dari situlah dia mulai belajar Islam lebih dalam.

Helen dari Troya: Pahlawan atau Pengkhianat yang Membawa Bencana?

Paris juga menemukan banyak kemiripan antara Islam dan Kristen selama mempelajari agama baru itu. Hal itu memperdalam keinginannya untuk memeluk Islam.

Namun, perjalanan Paris menuju hidayah tidak berhenti begitu saja. Ketika dia memutuskan untuk menjadi mualaf pada usia 18 tahun, dia mengakui bahwa keputusannya terlalu tergesa-gesa dan kurang didasari oleh pengetahuan agama yang cukup.

Tolstoy dan Krisis Spiritual: Mencari Makna dalam Kehidupan

Dia menekankan pentingnya komunikasi bagi orang-orang yang ingin menjadi mualaf, baik dengan keluarga maupun dengan ulama, untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang agama.

Paris memberikan pesan kepada calon mualaf bahwa penting untuk selalu berkomunikasi dengan keluarga dan menjelaskan secara jelas tentang Islam kepada mereka. Dia juga menegaskan bahwa putus hubungan dengan keluarga bukanlah pilihan yang baik, dan bahwa pemahaman agama harus didasarkan pada pembelajaran yang benar melalui membaca, memahami hadis, dan mempelajari Al-Quran dengan tafsir.

Dengan pengalaman dan pengetahuannya, Paris mengajak para calon mualaf untuk belajar agama dengan sungguh-sungguh dan berdiskusi dengan ulama untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka.