YOGYAKARTA: Waspada Penyakit Flu Singapura, 68 Warga Suspek Terjangkit Hingga Maret 2024

Waspada Penyakit Flu Singapura Berjangkit di Yogyakarta
Sumber :
  • warta.jogjakota.go.id

Yogyakarta, WISATA – Kasus penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) / penyakit tangan, kaki, dan mulut atau yang sering disebut sebagai Flu Singapura, kini banyak ditemukan di wilayah Kota Yogyakarta.

Hingga tanggal 15 Maret 2024, kasus suspek HFMD mencapai 68 orang.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan, penyakit HFMD sering ditemui pada anak-anak, terutama usia di bawah 10 tahun.

Namun tidak menutup kemungkinan, penyakit ini menyerang anak remaja dan dewasa.

“Penyakit ini cepat menular jika tidak dilakukan pencegahan secara cepat dan tepat. Penyebarannya sangat cepat,” ujar Endang.

YOGYAKARTA: Bikin Adem dan Ayem, Selasar Malioboro, Menantimu...

Waspada Penyakit Flu Singapura Berjangkit di Yogyakarta

Photo :
  • warta.jogjakota.go.id
Dikutip dari laman resmi jogjakota.go.id pada Selasa (23/4/2024) malam, Endang mengungkapkan, penyebaran virus HFMD dapat melalui kontak kulit, udara pernapasan, cairan dari blister (benjolan kecil) atau tinja penderita, serta makan dan minum bersama.

Tak hanya itu, penularan juga dapat terjadi melalui cairan atau droplet dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin, mengeluarkan air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk.

“Gejala yang timbul, umumnya ringan seperti demam, munculnya demam yang berlangsung 1 - 2 hari, rash (ruam pada kulit) dan benjolan kecil di telapak kaki, tangan, dan mukosa mulut,” jelasnya.

Penderita HFDM juga mengalami berkurangnya nafsu makan, lesu, dan nyeri tenggorokan, sehingga butuh asupan makanan yang tidak terlalu keras dan mudah dicerna.

Endang menambahkan, kenaikan kasus HFMD ini, juga sama seperti pada penderita Covid-19.

“Jadi adanya mobilitas dan interaksi saat lebaran dan pascalebaran, meningkatkan faktor risiko paparan (penularan),” imbuhnya.

Endang berharap, penderita tetap melakukan cuci tangan, menggunakan masker, dan bagi yang sehat menggunakan masker saat berada di area publik dan berinteraksi dengan banyak orang.

Ia juga mengimbau, jika anak atau kerabat keluarga mengalami HFMD, maka perlu melakukan isolasi mandiri, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin, tidak mencium anak yang menderita HFMD, tidak menggunakan alat rumah tangga secara bersamaan.

Ilustrasi: Aktivitas Puskesmas di Yogyakarta

Photo :
  • warta.jogjakota.go.id
“Jika merasakan gejala mengarah HFMD, segera untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan gejala dan konsultasi tata laksana perawatan di rumah. Sebab, belum ada obat untuk pengobatan dan pencegahan HFMD,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kotagede II, Yusnita Susila Astuti mengungkapkan, saat ini kasus suspek penderita HFMD di wilayahnya sejak Januari hingga Maret 2024, sebanyak 9 kasus.

Enam kasus diantaranya, merupakan warga luar Kota Yogyakarta.

Menurutnya, jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 lalu yang mencapai 12 kasus.

“Karena tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat simtomatik untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkannya, bisa memakai seperti parasetamol jika badan terasa panas. Jika anak yang berusia lebih  besar dapat kumur-kumur dengan obat kumur untuk mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut,” jelas Yusnita (22/4/2024).

Selain itu, Puskesmas Kotagede II juga melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) kasus flu singapura (HFMD) dengan tujuan dapat mengetahui sumber penularan penyakit, mengetahui sebaran penyakit HFMD, mencegah penularan penyakit, serta memprediksi dan mencegah terjadinya KLB.

YOGYAKARTA: Dari 268 Menuju 289, Refleksi untuk Inspirasi Perencanaan Pembangunan Kota Yogya