Menuju Indonesia Emas 2045: Entrepeneur, Jantung Ekonomi, Harus Dinaikkan

Yoyok Pitoyo
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, WISATA - Bayangkan sebuah negara dengan denyut nadi ekonomi yang lemah. Jantungnya, para entrepeneur, masih terbilang sedikit. Di tengah hiruk pikuk Asia Tenggara, Indonesia tertinggal dalam hal jumlah pengusaha. Data Global Entrepreneurship Monitor (GEM) tahun 2023 menunjukkan proporsi entrepeneur di Indonesia hanya 3,47%. Jauh dibandingkan Singapura (8,76%), Malaysia (4,74%), dan Thailand (4,26%).

Plato: "Ketidakadilan akan Terjadi Ketika Orang-Orang Baik Tidak Berani Memperjuangkan Keadilan"

Seperti anak yang dikekang rasa takut, budaya kita masih enggan melangkah ke dunia wirausaha. Gagal dianggap aib, bukan batu loncatan. Keberanian mengambil risiko terbelenggu oleh rasa malu. Mentalitas "karyawan" lebih diutamakan daripada "pencipta lapangan kerja".

Pendidikan kewirausahaan masih sebatas teori di buku teks. Kurangnya pelatihan dan praktik membuat bibit-bibit entrepeneur terhambat. Ibarat benih yang tak disiram, potensi mereka layu sebelum berkembang.

Plato: "Negara yang Tidak Mendidik Rakyatnya adalah Seperti Kapal yang Tidak Memiliki Nahkoda"

Mendapatkan modal untuk memulai bisnis ibarat mendaki gunung terjal. Bunga pinjaman tinggi dan akses pendanaan yang rumit menjadi batu sandungan bagi para entrepeneur. Mimpi terhambat oleh realitas finansial.

Dukungan pemerintah masih bagaikan api kecil. Kebijakan dan insentif belum cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan entrepeneur. Ibarat nahkoda tanpa peta, para entrepeneur membutuhkan arah yang jelas dari pemerintah.

Pandangan Konfusianisme terhadap Pendidikan: Filosofi, Metode, dan Implementasi

Jepang, dengan budayanya yang disiplin dan akses modal mudah, menjadi contoh ideal. Korea Selatan, dengan program pendidikan kewirausahaan yang kuat dan dukungan pemerintah yang besar, menunjukkan jalan menuju kesuksesan. Inggris, dengan budayanya yang berani mengambil risiko dan ekosistem startup yang berkembang pesat, menjadi inspirasi bagi para entrepeneur muda. Australia, dengan akses modal mudah dan program inkubator bisnis yang banyak, membuka peluang bagi para inovator.

Meningkatkan proporsi entrepeneur adalah kunci untuk menguatkan denyut nadi ekonomi Indonesia. Upaya bersama dari pemerintah, swasta, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung wirausaha. Edukasi, pelatihan, akses modal, dan dukungan pemerintah adalah elemen penting untuk melahirkan para entrepeneur tangguh.

Halaman Selanjutnya
img_title