Suhu Bumi Tercatat 1,5°C Lebih Panas dari Era Praindustri, Ini Dampak dan Upayanya

Luhut B. Panjaitan, Meko Kemaritiman dan Investasi
Sumber :
  • Instagram: Luhut Panjaitan

Jakarta, WISATA - Data Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa menunjukkan bahwa selama 12 bulan berturut-turut, suhu bumi telah mengalami kenaikan 1,5°C dibandingkan era praindustri (1850-1900). Fenomena ini merupakan yang pertama kali terjadi dalam sejarah manusia.

Inilah Tiga Binatang Tertua di Indonesia yang Masih Bertahan Hingga Kini

Kenaikan suhu bumi ini memicu berbagai fenomena alam yang mengubah beberapa bagian bumi menjadi tidak sama lagi dengan kondisi beberapa abad silam. Dampak yang ditimbulkan antara lain:

  • Gelombang panas: Suhu ekstrem yang terjadi di berbagai belahan dunia, seperti di Eropa dan Amerika Utara, menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan.
  • Kekeringan: Kekurangan air bersih yang melanda beberapa wilayah, terutama di Afrika dan Asia, berakibat pada krisis pangan dan kesehatan.
  • Banjir: Curah hujan tinggi yang disertai dengan naiknya permukaan laut menyebabkan banjir di wilayah pesisir dan dataran rendah.
  • Kelangkaan air: Berkurangnya sumber air akibat perubahan iklim dan pencemaran air berakibat pada krisis air bersih.

Menanggapi situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa fenomena ini adalah "wake up call" bagi semua pihak untuk melakukan upaya mitigasi dalam mengurangi emisi karbon.

Krisis Iklim Terus Memburuk: Inilah Daftar Negara yang Gagal Memenuhi Paris Agreement

Salah satu langkah cepat yang diambil pemerintah Indonesia adalah berfokus pada rehabilitasi 75 ribu hektare dan mengkonservasi 400 ribu hektare hutan mangrove. Upaya ini dilakukan bersama World Bank, Kementerian/Lembaga terkait, dan TNI Angkatan Darat sebagai bagian dari rencana besar Rehabilitasi 600 ribu hektare mangrove.

Hutan mangrove memiliki peran penting dalam menyerap emisi karbon dan menjaga keseimbangan ekosistem. Rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove diharapkan dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim.

Kiamat Makin Dekat: Bagaimana Perubahan 1,5°C Mengancam Kehidupan Kita?

Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan meningkatkan efisiensi energi. Diharapkan dengan berbagai upaya ini, Indonesia dapat berkontribusi dalam penanggulangan perubahan iklim global.

Dampak dan upaya penanggulangan perubahan iklim:

  • Dampak perubahan iklim: gelombang panas, kekeringan, banjir, kelangkaan air, krisis pangan, krisis kesehatan, perubahan habitat, kepunahan spesies.
  • Upaya penanggulangan perubahan iklim: mitigasi emisi karbon, rehabilitasi hutan mangrove, penggunaan EBT, peningkatan efisiensi energi, kerjasama internasional.